Bisnis.com, SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menginginkan transformasi pola pembangunan nasional menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, yakni basis sumber daya alam ke sumber daya manusia (SDM).
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan SDM unggul diperlukan di semua lini, baik eksekutif, legislatif, yudikatif hingga dunia usaha.
"Dunia usaha tidak hanya berperan sebagai pihak yang memenuhi kebutuhan tapi juga melahirkan itu. Dunia usaha bisa menjadi pendorong perubahan," katanya di sela Rakornas Kadin Indonesia Bidang Perhubungan dan Logistik di Surabaya, Kamis (24/10/2013).
Semua itu diperlukan Indonesia menghadapi era perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara mulai 2015. Kadin menilai MEA akan menjadi ancaman bagi iklim perekonomian nasional jika RI tak siap.
"Kita harus mengembangkan strategi perekonomian yang tepat agar MEA tetap bisa memberikan manfaat," ucap Suryo.
Salah satu hambatan utama bagi daya saing industri dalam negeri dengan asing adalah tertinggalnya pengembangan infrastruktur. Ini menimbulkan transportasi dan logistik berbiaya tinggi.
Dia menyebutkan infrastruktur yang mandeg bukan hanya di sektor perhubungan / transportasi tapi juga untuk kebutuhan pertanian, industri, dan energi.
"Sekarang sulit untuk membangun jalan raya dan jalur kereta sesuai kebutuhan. Fasilitas eksisting 80% dimonopoli untuk kebutuhan angkutan penumpang sedangkan logistik jadi anak tiri," tuturnya.
Untuk menghadirkan infrastruktur jalan darat di Pulau Jawa berkapasitas angkutan dengan beban 30-50 ton kini nyaris mustahil. Demikian pula, imbuh Suryo, dalam penyediaan jalur kereta api berkecepatan tinggi serta pembangunan terminal peti kemas di setiap stasiun.
Sebetulnya seluruh tantangan itu dirangkum pemerintah dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Sayangnya, ucap Suryo, berbagai program mudah diucapkan tapi sulit dilakukan.