Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mencatat dua perusahaan asing telah merampungkan akuisisi perusahaan logistik nasional senilai Rp800 miliar dengan skema private equity.
Ketua ALI Zaldy Mashita mengungkapkan kedua perusahaan investasi asing itu diketahui telah menyelesaikan proses akuisisi masing-masing perusahaan logistik nasional tersebut.
"Sejauh ini, sudah dua perusahaan [investasi asing] yang telah merampungkan proses akuisisi perusahaan logistik kita [nasional], total investasinya mencapai Rp800 miliar," ujarnya saat dihubungi, Senin (21/10/2013).
Kendati demikian, Zaldy enggan menyebutkan kedua perusahaan investasi asing tersebut serta nama perusahan logistik nasional yang telah menyelesaikan proses akuisisi.
Menurutnya, dalam waktu dekat perusahaan logistik nasional berikut investor asing itu akan mengumumkan secara resmi penyelesaian seluruh tahapan akuisisi tersebut.
"Saya belum bisa menyebutkan, nantilah, apalagi dalam waktu dekat mereka akan segera mengumumkan ke publik penyelesaian proses itu," tutur Zaldy.
Selain itu, lanjutnya, juga terdapat 3 perusahaan investasi asing yang tengah memproses pembelian perusahaan logistik nasional dengan nilai sekitar Rp1 triliun dan diperkirakan bakal rampung akhir tahun ini.
Zaldy menjelaskan langkah akuisisi itu dimaksudkan agar bisa lebih mendorong perusahaan logistik nasional mampu bersaing secara global terkhsusus dalam penyediaan layanan sektor supply chain.
Sejauh ini, ALI mencatat terjadi perkembangan logistik dunia yang mulai bergeser dari penyedia logistik tunggal (LSP) menjadi multilogistik. Terdapat layanan penyedia jasa logistik di Indonesia bila ditinjau dari layanan yang ditawarkan.
Pertama, layanan dasar yang dikenal dengan istilah LSP, di mana kebanyakan perusahaan logistik lokal masih berperan sebagai LSP.
Kedua, layanan value added atau third party logistic (3PL), ketiga, layanan berupa lead logistic provider (LLP) dan keempat advanced service atau fourth party logistic provider (4PL).
"Ini yang menarik bagi investor asing, karena perusahaan logisitik kita mulai bergeser ke penyediaan semua layanan," papar Zaldy.
Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengatakan potensi industri logistik di Tanah Air kian prospektif seiring dengan tingkat pengiriman barang yang yang terus tumbuh.
Namun, lanjutnya, banyaknya regulasi bidang logisitik yang cenderung tumpang tindih, justru menjadi penghambat pertumbuhan industri logistik nasional.
"Belum lagi ongkos logistik yang masih tinggi karena tidak memadainya pembangunan infrastruktur dalam negeri," katanya.