Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MCA Indonesia Siapkan Pinjaman Lunak Buat Investasi Hijau

Millenium Challenge Account Indonesia akan menyediakan fasilitas pinjaman lunak bagi swasta yang berminat berinvestasi dalam program pemberdayaan wilayah berbasis ekonomi hijau, green prosperity.

Bisnis . com, JAKARTA--Millenium Challenge Account Indonesia akan menyediakan fasilitas pinjaman lunak bagi swasta yang berminat berinvestasi dalam program pemberdayaan wilayah berbasis ekonomi hijau, green prosperity.

Sektor green prosperity adalah salah satu dari 3 sektor yang disepakati sebagai tujuan dana bantuan senilai US$600 juta dari Amerika Serikat kepada Indonesia dalam program Millenium Challenge Corporation.

Direktur Pengelola Millenium Challenge Account Indonesia J. W. Saputro menjelaskan sektor green prosperity dipatok mendapatkan dana terbesar dari hibah MCC, yaitu senilai US$332 juta.

Dana itu, lanjutnya, akan digunakan untuk aktivitas perencanaan penggunaan lahan, bantuan teknis, pendanaan, dan aktivitas sharing pengetahuan.

Saputro mengatakan swasta bisa berperan sebagai sponsor atau mitra kerja sama komersial dalam salah satu program pemberdayaan ekonomi yang akan digulirkan MCA Indonesia.

"Kami sangat ingin swasta ikut terlibat. Bisa sebagai mitra sponsor atau melalui program CSR masing-masing perusahaan. Bisa juga secara komersial," katanya, Sabtu (19/10/2013).

Kerja sama komersial yang dimaksud adalah penyediaan pinjaman lunak dari MCA Indonesia bagi investasi swasta dalam sektor ekonomi hijau di daerah cakupan program green prosperity.

Bentuk pinjaman lunak tersebut, papar Saputro, saat ini sedang dibicarakan MCA Indonesia dengan Kementerian Keuangan dan mitra lembaga keuangan potensial.

Direktur Green Prosperity MCA Indonesia Budi Kuncoro mengatakan program green prosperity akan berbasis upaya pemberdayaan ekonomi berkesinambungan dan berbasis sumber daya lokal di suatu wilayah spesifik.

Program itu akan disalurkan untuk pengembangan industri multi komoditas, multi sektor, dan mendorong peningkatan nilai tambah sumber daya lokal.

"Saya rasa sifatnya akan seperti itu, multi-commodity, multisector, bottom up dari masyarakat setempat dan berbasis pada bentang alam (landscape)," kata Budi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper