Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan China Bakal Berdampak Positif Terhadap Ekspor RI

Pertumbuhan China yang melesat 7,8% pada kuartal III/2013 dinilai berdampak positif terhadap ekspor Indonesia, sehingga pada perkembangannya ikut mempersempit defisit transaksi berjalan
jibiphoto
jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan China yang melesat 7,8% pada kuartal III/2013 dinilai berdampak positif terhadap ekspor Indonesia, sehingga pada perkembangannya ikut mempersempit defisit transaksi berjalan.

Menteri Keuangan M.Chatib Basri mengatakan China selama ini dianggap berisiko bagi banyak negara berkembang mengingat perlambatan pertumbuhan negara itu akan diikuti pula oleh pelemahan harga komoditas karena penurunan permintaan.

Namun, katanya, ketika China mampu mengakselerasi pertumbuhan yang diikuti peningkatan permintaan, harga komoditas akan terangkat dan membantu ekspor negara berkembang yang selama ini mengandalkan komoditas.

“Kami harap situasi di emerging market, termasuk Indonesia, akan lebih baik, terutama pressure di sisi ekspor akan menjadi relatif lebih ringan dan menurunkan defisit current account kita,” ujarnya, Jumat (18/10/2013).

China merupakan pasar terbesar ekspor Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat pengapalan nonmigas ke negara itu sepanjang Januari-Agustus 2013 mencapai US$13,25 miliar atau menyumbang 13,53% terhadap ekspor nonmigas Indonesia.

Berbeda dengan itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan sekalipun pertumbuhan China lebih tinggi dari kuartal II/2013 yang hanya 7,5%, kinerja itu tidak mencerminkan ekonomi Negeri Panda melesat karena pertumbuhannya 10,5% sepanjang 2000-2007.

“Bahwa pertumbuhan China tahun ini hanya akan tumbuh 7,5%, bahkan berdasarkan World Economic Outlook, pada 2014 akan lebih rendah,” katanya.

Proyeksi itu sejalan dengan pembahasan di Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang melihat adanya kecenderungan pemulihan ekonomi di negara maju, tetapi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang cenderung turun, termasuk Indonesia, India dan China.

“Ini akan membuat suatu reposisi aset, aliran dana ke arah yang baru dan mungkin berdampak pada nilai tukar rupiah karena tekanan dana-dana global,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper