Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Properti Pada 2014 Diprediksi Melambat

Indonesia Property Watch (IPW) memprediksi perlambatan pasar properti pada 2014 akan menyebabkan pertumbuhan hanya mencapai kisaran 25%.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Property Watch (IPW) memprediksi perlambatan pasar properti pada 2014  akan menyebabkan pertumbuhan hanya mencapai kisaran 25%.

Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan perlambatan pasar properti sudah mulai terasa memasuki akhir 2013. Menurutnya, permintaan dan penawaran mulai menunjukkan penurunan.

Namun, meskipun tidak setinggi tahun sebelumnya dia mengungkapkan pasar properti akan tetap tumbuh diperkirakan 30-35% sepanjang 2013.

“Tidak banyak lagi proyek-proyek yang diluncurkan di triwulan akhir 2013. Di sisi lain terlihat penjualan proyek-proyek yang ada mulai mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” katanya, Jumat (18/10/2013).

Selain perlambatan pertumbuhan properti, dia mengungkapkan pihaknya memperhitungkan adanya kemungkinan penurunan permintaan minimal 20% pada tahun depan.

Dia menjelaskan kenaikan harga properti dalam 2-3 tahun terakhir dengan peningkatan lebih dari 60% per tahun menjadikan pasar properti relatif menjadi jenuh dan berujung pada mulai melambatnya pertumbuhan.

Siklus perlambatan tersebut, jelas Ali, juga terkena dampak perlambatan ekonomi nasional yang menekan daya beli konsumen khususnya pengguna KPR. Di samping itu, sambungnya, kebijakan Bank Indonesia mengenai pengetatan KPR inden dan pembatasan loan to value.

Kendati begitu, Ali menyatakan secara umum perlambatan pasar properti tersebut merupakan suatu kondisi perkembangan yang alamiah dalam sebuah perjalanan siklus pasar properti.

“Siklus alamiah ini seharusnya tidak menjadi momok bagi dunia bisnis properti karena permintaan properti tetap tumbuh,” ujarnya.

Dia menambahkan IPW memperkirakan siklus perlambatan ini akan terus berlanjut sampai 2016 sehingga para pengembang diharapkan dapat dengan jeli membidik dan mengatur cash flow.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper