Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan akan memperkuat kerja sama ekonomi kreatif kedua negara dengan memanfaatkan potensi pasar lokal dan mengutamakan kebudayaan setempat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan selama ini hubungan diantaranya sudah berjalan baik. Hanya saja, dia berharap agar investor Korea yang datang ke Indonesia tidak sekedar menanamkan modal atau teknologi, tetapi juga harus memahami dan menghargai potensi budaya lokal.
"Jika kita dapat melakukan kerjasama yang dilandasi kebudayaan dan kepemilikan bersama, maka akan memberikan hasil terbaik di bidang ekonomi," ucapnya, Jumat (11/10/2013.
Menurutnya, kesepakatan tersebut merupakan salah satu pokok pembicaraan antara Kemenparekraf dengan tim Koordinasi Ekonomi dari Korea dalam acara Indonesia-Korea Business Forum yang diselenggarakan pada 10 Oktober hingga 12 Oktober.
Salah satu investor Korea yang telah mengembangkan kerja sama yang didasari kebudayaan serta rasa memiliki ialah Cheil Jedang (CJ) yang sudah menanamkan investasi lebih dari US$1 miliar.
“Seperti CJ, investor Korea yang telah melakukan MoU bersama pemerintahan daerah untuk mengutamakan konsumsi bahan baku lokal dibanding import," tuturnya.
Selain itu, perusahaan yang mulai mengoperasikan pabrik BIO sejak 1988 ini, juga membawa dan memperkenalkan keunggulan film Indonesia di Negara Korea. "CJ ini bisa menjadi contoh yang baik bagi investor Korea yang ingin membangun kerjasama dengan Indonesia."
Deputi Bidang Kerjasama dan Penanaman Modal BKPM Ahmad Kurniadi mengatakan selama ini, CJ telah melaksanakan penyusuaian pasar lokal yang didasari pemahaman dan pengertian sosial budaya Indonesia.
Menurutnya, strategi tersebut menjadi dasar kesuksesan yang diraih perusahaan terbut. "Oleh karena itu, kami menentukan CJ group sebagai investor Koreq terbaik dan memintanya mempresentasikan kunci kesuksesan di Indonesia. Hal ini sangat disambut oleh para calon investor lainnya."
Perusahaan yang memiliki beberapa unit usaha seperti BIO, Feed, Makanan olahan, Bakery, Logistik, ini mencatat penjualan lebih dari US$1,3 miliar pada tahun lalu, dan menduduki nilai penjualan ke 30 dari seluruh perusahaan di Indonesia.
Pabrik yang terletak di Pasuruan tercatat sebagai pabrik BIO terbesar di dunia dan seluruh hasil produksi di ekspor ke Eropa. Hal ini sangat membantu untuk menaikkan devisa bagi Negara Indonesia.
Dalam bisnis forum kali ini banyak hal yang telah dibicarakan oleh masing pemerintah sehingga kerjasama bidang ekonomi bisa semakin berkembang dan menguntungkan kedua belah pihak.