Bisnis.com, JAKARTA- Kalangan industri pengguna gas masih mendesak pemerintah untuk memberikan pasokan gas dari Area Sumur Benggala, Sumatra Utara milik Pertamina EP kepada industri melalui PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Perlu diketahui, pemerintah sudah mengalokasikan gas dari Area Sumur Benggala kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan Industri. Pasokan gas 4 juta kaki kubik per hari (Mmscfd) dari Sumur Benggala akan dibagi sama rata kepada PLN dan Industri.
Namun, Ketua Forum Pengguna Industri Gas Bumi (FPIGB) Achmad Safiun mendesak agar pasokan gas 4 MMscfd dari Sumur Benggala diberikan seluruhnya untuk industri.
“Sekarang kami sedang menyiapkan surat lagi untuk pemerintah, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Kami sudah katakan berulang kali, 2 MMscfd untuk PLN itu tidak akan berpengaruh, PLN butuh sangat banyak,” kata Safiun ketika dihubungi Bisnis.com, Senin (7/10/2013).
Menurutnya, lantaran pengaliran gas belum dilakukan, masih ada kesempatan bagi pemerintah untuk mengalokasikan seluruh gas Benggala unntuk industri.
“Meski sudah ditetapkan pemerintah, kan praktiknya belum dilakukan, paling pekan depan. Jadi kami masih sangat berharap,” jawabnya ketika ditanya soal keputusan resmi pemerintah dalam penetapan alokasi gas tersebut.
Menteri Perindutrian M.S. Hidayat mengatakan baik PLN maupun Industri sangat mendesak membutuhkan pasokan gas.
Menurutnya, pasokan gas untuk industri dan PLN di Sumatra Utara sudah mengalami defisit sejak lama.
"Namun hingga kini, usaha yang dilakukan pemerintah memang belum maksimal. “Ya diakui, memang payah.”
Selama ini industri di Medan mendapat pasokan gas dari ladang gas Pangkalan Susu, Sumatra Utara milik Pertamina EP dan ladang gas Glagah Kambuna, Sumatra Selatan yang dioperasikan oleh Pertamina EP bersama Salamander Energy NSL dan disalurkan PGN.
Namun sekarang, pasokan gas dari kedua lapangan tersebut menurun drastis. Belum lagi, gas dari PT Pertiwi Nusantara Resources (mitra PGN) yang sudah habis pada Maret lalu, padahal kontraknya berlaku hingga 2015.
Di sisi lain, seperti diberitakan Bisnis, PT Pertamina EP sendiri belum dapat mengalirkan gas dari Sumur Benggala-1 karena adanya sumbatan di kedalaman 2.597-2.600,5 meter, sehingga perusahaan harus melakukan pembersihan sumur.
Manajer Humas Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan perusahaan mengalokasikan dana US$1,5 juta untuk kegiatan pembersihan Sumur Benggala.
Dengan begitu, Pertamina EP dapat segera memenuhi pasokan gas di wilayah Medan, Sumatra Utara. (ra)