Bisnis.com, JAKARTA-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan membuat tim khusus untuk memantau realisasi perjanjian investasi yang dibuat pihak Indonesia dan China pada kunjungan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping ke Indonesia.
Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan banyak contoh perjanjian investasi yang telah disepakati pada waktu-waktu lalu belum betul-betul terealisasi dengan baik.
Bahkan, lanjutnya, beberapa perjanjian kerja sama antara Indonesia dan China yang ditandatangani di hadapan presiden kedua negara pada hari ini sudah pernah ditandatangani pada 2012.
"Tetapi hasilnya belum sesuai harapan. Kami mau yang sekarang ini betul-betul dan kami sudah buat satu tim untuk ikut memantau dan mengawal, sehingga jangan hanya menjadi komitmen di atas kertas," ujarnya usai menghadiri acara Indonesia - China Business Luncheon di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Komite pengawas tersebut, ujarnya, berasal dari BKPM dan pihak-pihak dari sektor terkait. "Tadi kan ada yang berkaitan dengan energi, industri, pertanian, kehutanan, dan sebagainya. Jadi koordinasinya akan dengan pihak-pihak di sektor itu."
Mahendra menuturkan pihaknya menginginkan investasi yang berkualitas dan tidak terlalu mengharapkan kecepatan waktu pelaksanaan investasi.
"Yang kami inginkan bukan hanya soal cepat-cepatan, tetapi governance yang baik. Karena investasi yang kami inginkan adalah investasi yang berkualitas dan memberikan manfaat bagi semua stakeholder, bukan hanya pengusahanya saja."