Bisnis.com, JAKARTA-- Kinerja investasi dan perdagangan Tiongkok dengan Indonesia terus meningkat. Selain menjadi salah satu investor asing terbesar, kinerja ekspor ke Negeri Panda juga meningkat.
Djauhari Oratmangun, Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok mengatakan seiring dengan membaiknya kondisi di Tiongkok yang berangsur normal dengan protokol kesehatan ketat, KBRI terus meningkatkan diplomasi ekonomi secara hybrid.
“Kami melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan promosi dan forum bisnis TTI, promosi budaya, roadshow business visit ke investor dan calon investor Tiongkok, serta promosi produk ekspor andalan dan potensial Indonesia di berbagai wilayah di Tiongkok,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (5/8/2021).
Adapun, data National Bureau of Statistics (NBS), Tiongkok mencatatkan pertumbuhan PDB sebesar 12,7 persen pada Semester I/2021. Pulihnya kondisi perekonomian Tiongkok diharapkan dapat turut mendorong pemulihan ekonomi Indonesia melalui peningkatan kerja sama di sektor perdagangan dan investasi.
Djauhari menjelaskan pada semester I/2021, investasi Tiongkok dan Hong Kong ke Indonesia senilai US$4 miliar dengan total proyek sebanyak 2.133.
Tiongkok menempati peringkat ketiga investor asing terbesar di Indonesia dengan nilai realisasi investasi mencapai US$1,7 miliar dengan jumlah proyek 1.245, sementara Hong Kong berada pada urutan kedua investor asing kedua terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$2,3 miliar dan jumlah proyek 888.
Baca Juga
Pada periode ini, katanya, kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok melonjak dibandingkan dengan tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Hal ini tercermin dari meningkatnya total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok, khususnya produk-produk unggulan dan potensial Indonesia di Tiongkok.
Berdasarkan data Kepabeanan Tiongkok total perdagangan bilateral Indonesia dengan Tiongkok dalam periode ini mencapai US$53,5 miliar, meningkat 50,3 persen dibandingkan semester I/2020.
Ekspor Indonesia ke Tiongkok tercatat mencapai US$26,2 miliar, tumbuh 51,4 persen. Nilai impor Indonesia dari Tiongkok juga meningkat 49,3 persen atau mencapai US$ 27,3 miliar.
Produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini yang mengalami peningkatan nilai ekspor signifikan antara lain besi dan baja, lemak dan minyak hewani atau nabati, aneka produk kimia, kopi, teh, mate dan rempah-rempah, olahan makanan hewan dan masih banyak lagi.
Djauhari menuturkan KBRI Beijing juga berkomitmen mendorong peningkatan kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang infrastruktur, kesehatan, ekonomi digital, ekonomi hijau, serta industri bernilai tambah khususnya di sektor kendaraan listrik.
“Dalam kerangka sinergi kerja sama BRI dan GMF, KBRI Beijing juga mendorong percepatan implementasi proyek-proyek strategis di 4 koridor ekonomi, yaitu Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Bali,” tambahnya.
Pada bidang kesehatan, Tiongkok mendukung Indonesia sebagai hub-vaksin regional. Selain produksi bersama vaksin Covid-19, sejumlah perusahaan vaksin dan obat-obatan Tiongkok juga menawarkan pembangunan pusat penelitan vaksin dan memberikan sponsor untuk pengembangan program pendidikan kesehatan publik pada universitas-universitas di Indonesia serta pertukaran pengetahuan para ahli.
“Berbagai upaya diplomasi ekonomi KBRI Beijing tersebut diharapkan dapat turut memberikan kontribusi bagi upaya penanganan pandemi dalam negeri dan saat yang sama menjadi bagian dalam upaya pemulihan ekonomi nasional,” katanya.