Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan benih udang unggul produksi nasional bernama Udang Vaname Nusantara-1 (Udang VN-1) guna meningkatkan produksi budi daya yang ditargetkan mencapai 699.000 ton pada 2014.
Berdasarkan data KKP, hingga semester I/2013 produksi udang budi daya mencapai 320.000 ton, atau 53% dari target produksi 608.000 ton. Adapun volume ekspor udang sepanjang Januari-Juni 2013 telah mencapai 81.906 ton dengan nilai US$723,6 juta.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Subjakto menuturkan budi daya udang di Indonesia harus mengurangi ketergantungan benih atau induk yang berasal dari impor.
“Udang VN-1 adalah salah satu solusinya. Udang ini merupakan produk asli dalam negeri yang siap menjadi tuan rumah di negeri sendiri karena mampu bersaing dengan produk impor," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Kamis (26/9).
Pengembangan benih udang VN-1, lanjutnya, telah dilakukan melalui uji coba budidaya berskala intensif. Hasilnya, benih udang VN-1 yang ditebar dengan kepadatan 100 ekor/m2 dan dibudidayakan selama 100 hari memiliki survival rate sebesar 85%.
Selain survival rate yang tinggi, benih udang VN-1 juga menghasilkan volume panen yang relatif tinggi, yakni 20 ton udang per hektare dengan ukuran 48 ekor per kg.
"Dengan pengembangan intensif, Indonesia harus mampu mengekspor udang VN-1. Apalagi, udang kita bebas dari Early Mortality Syndrome (EMS) dan bebas residu," kata Slamet.
Pada 2013 KKP menargetkan produksi udang budidaya dapat mencapai 608.000 ton dan meningkat menjadi 699.000 ton pada 2014.
Slamet optimistis dengan pengembangan benih udang VN-1 target tersebut dapat tercapai.
Selain pengembangan benih unggul dan indukan udang, KKP mendorong tumbuhnya wirausaha muda di sektor perikanan budidaya. Dukungan yang diberikan a.l. berupa program bantuan model masyarakat berbasis kelompok dan meningkatkan akses permodalan dari perbankan. “Tapi belum banyak yang berminat, terutama kaum muda,” ujarnya.
