Bisnis.com, TAKALAR -- Hasil produksi benih udang windu Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar tahun ini naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan kinerja 2013.
Berdasarkan data internal BPBAP Takalar, hasil produksi benih udang windu tahun lalu hanya sebanyak 30,18 juta ekor, sedangkan pada 2014 mencapai 60,549 juta ekor.
Dasep Hasbullah, Ketua Kelompok Divisi Pembenihan Udang BPBAP Takalar, mengatakan tingginya tingkat adopsi masyarakat terhadap komoditas itu secara otomatis mengerek hasil produksi benih.
"Peningkatan biasanya dipengaruhi oleh tambahan anggaran dari pusat, musim, dan permintaan pasar," ujarnya kepada Bisnis di sela rangkaian acara Kunjungan Kerja Tim Komisi IV DPR RI, Rabu (10/12/2014).
Dia menambahkan, dari total hasil produksi itu, 92% diserap oleh pembudidaya udang windu dari seantero Pulau Sulawesi dan daerah lainnya. Sisanya, digunakan oleh balai dibawah naungan Kementrian Kelautan dan Perikanan itu sebagai bahan stockist calon induk dan penelitian kerekayasaan.
Udang windu sendiri merupakan salah satu komoditas unggulan yang benihnya dibudidayakan di BPBAP Takalar, selain kepiting rajungan, ikan bandeng, dan ikan kerapu macan serta kerapu tikus.
Perkembangan udang windu dari telur menjadi benih biasanya memerlukan waktu 15-24 hari, sedangkan dari benih hingga mencapai ukuran konsumsi memakan waktu sekitar tiga bulan.
Benih udang windu hasil produksi BPBAP Takalar mencapai Rp25/ekor, dan menurut Dasan, biasanya pembudidaya minimal membeli 150.000 ekor benih. "Hitungannya, 10.000 ekor benih udang windu bisa digunakan untuk tambak seluas 0,3 hektare, atau sekitar 35 ribu ekor per hektare," jelasnya.