Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha industri kertas masih kesulitan memperoleh bahan baku bubur kertas (pulp) dari dalam negeri.
Misbahul Huda, Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), menjelaskan selama ini industri kertas memperoleh bubur kertas dari impor sebanyak 80%, sedangkan sisanya dari dalam negeri.
"Penggunaan bahan impor itu lebih banyak karena jumlah konsumsi kertas di Indonesia masih rendah, akibatnya kolektor kertas kesulitan mendapat kertas atau koran bekas di sini," katanya, Selasa (3/9/2013).
APKI mencatat, jumlah konsumsi kertas di Indonesia hanya 40 kg/kapita/tahun, sedangkan di negara maju mencapai 200 Kg/kapita/tahun.
"Masalah lainnya adalah konsumen tidak menyerahkan kertas bekas kepada kolektor, malah jadi bungkus kacang dan gorengan," ujar Misbahul. Dia mengatakan kertas bekas di Indonesia ini dihargai Rp1.500-Rp1.700 per kg oleh para kolektor.
Selama ini, lanjut Misbahul, industri kertas mengekspor produksinya ke negara-negara di Asia, dan produk kertas HVS paling banyak dikirim ke China dan Jepang.