Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kosmetika Perkuat Pasar Dalam Negeri

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha kosmetika memilih memperkuat penjualan pasar di dalam negeri akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha kosmetika memilih memperkuat penjualan pasar di dalam negeri akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha dan Asosiasi (PPA) Kosmetika Indonesia Putri K Wardani menyatakan pelemahan rupiah memberikan kesempatan untuk meningkatkan ekspor.

Namun, besarnya pasar Indonesia membuat pihaknya lebih fokus untuk memperkuat pasar dalam negeri. Ditambah, saat ini pasar dalam negeri sedang digempur oleh banyaknya kosmetik impor yang masuk secara ilegal.

Putri memaparkan pasar kosmetik dalam negeri masih cukup baik meskipun kinerja industri kosmetik pada semester I/2013 hampir sama keadaannya dengan industri lain yang mengalami stagnasi.

Saat ini, pasar dalam negeri dibanjiri 20% produk ilegal yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Dari sekitar Rp80 triliun omzet kosmetik dan toiletris, ada sekitar Rp15 triliun yang merupakan produk ilegal, baik yang dijual melalui outlet-outlet konvensional, maupun internet.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)  berusaha memperketat pengawasan produk kosmetika. Adapun caranya dengan menerapkan pengajuan notifikasi secara online, bekerja sama dengan asosiasi untuk pengawasan kemanan dan merilis regulasi yang mengharuskan produsen dan importir memonitor serta menanggapi efek samping produk kosmetika.

Menurut Putri, komponen impor dalam industri kosmetik sekitar 50%-80% dan ini harus bisa ditekan. “Bahannya memang dari sini, tapi diolahnya di luar. Lalu kemasan dibuat di sini tapi bijih plastiknya dalam negeri tidak punya. Oleh karena itu, diharapkan agar banyak investor yang berbisnis di hulu untuk bisa mengolah bahan baku sehingga bisa memperkuat pasar dalam negeri,” kata Putri usai acara pameran Industri Kosmetika dan Obat Tradisional, di Kementerian Perindustrian, Jakarta (3/9/2013).

Usaha memperkuat pasar dalam negeri, lanjut Putri, juga didorong oleh Menteri Perindustrian M.S Hidayat. Menurut Putri, Menperin mendorong investasi di hulu dengan menawarkan insentif agar industri mengolah bakan baku di dalam negeri. ”Jadi paling tidak ada kepastian harga, tidak setiap saat bisa naikkan harga.”

Ketua Umum dan Pengurus Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Nuning S Barwa mengatakan industri kosmetik tahun ini tak secerah tahun lalu. Yang harus dilakukan, pelaku industri adalah memperkuat pasar dalam negeri. Menurutnya, ketika berlakunya Asean Economic Community (AEC) pada 2015 nanti, barang impor akan lebih mudah masuk.

“Secara umum, perusahaan kosmetik di Indonesia lebih banyak memasok untuk dalam negeri. Ini yang harus dipertahankan. Jangan sampai barang impor yang lebih banyak merebut pasar dalam negeri. Secara value, produk dalam negeri sekarang masih menguasai,” ujar Nuning.

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi mengatakan era globalisasi membuat banyaknya kosmetik impor masuk ke Indonesia. “Tidak masalah, sah-sah saja impor masuk, asal legal. Saat ini pasar Indonesia tetap tumbuh, masuknya impor belum merusak pasar,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper