Bisnis.com, SURABAYA--Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung menilai kesenjangan ekonomi Indonesia dan tidak meratanya kesejahteraan menjadi persoalan yang harus segera diatasi.
"Pekerjaan rumah pemerintah sekarang yaitu mengatasi meningkatnya gini rasio dan memeratakan kesejahteraan," jelasnya dalam pidato penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Airlangga di Surabaya, Senin (26/8/2013).
Dia menuturkan penyebab ketimpangan yakni pertumbuhan pendapatan warga miskin dan rentan miskin di kisaran 2% setiap tahun. Sementara golongan kaya pertumbuhan penghasilannya di atas 9%.
"Perbedaan pertumbuhan pendapatan itulah yang menyebabkan yang miskin bertambah kaya tetapi yang kaya semakin tambah kaya," imbuhnya.
Meski ada tantangan mengatasi ketimpangan ekonomi, lanjut dia, penduduk Indonesia berusia produktif sangat banyak. Kondisi itu menurutnya bisa dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Dengan potensi itu, Chairul menilai kunci mengatasi ketimpangan yakni pertumbuhan yang tidak mengesampingkan ekonomi lemah.
Usaha kecil mikro menengah misalnya, harus diberi insentif agar bisa mengimbangi pertumbuhan industri besar.
Sementara dalam prosesi penganugerahan pagi ini terlihat sejumlah pejabat, seperti Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menpora Roy Suryo dsb. Hadir pula Ketua PMI Jusuf Kalla, politikus Golkar Akbar T, politikus PKB Khofifah Indar Parawansa. (ra)
Chairul Tanjung: Ketimpangan Ekonomi Pekerjaan Rumah SBY
Bisnis.com, SURABAYA--Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung menilai kesenjangan ekonomi Indonesia dan tidak meratanya kesejahteraan menjadi persoalan yang harus segera diatasi."Pekerjaan rumah pemerintah sekarang yaitu mengatasi meningkatnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
15 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
17 jam yang lalu