Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia dan Indonesia menjajaki potensi perdagangan sapi antar kedua negara melalui ajang "IndOz Beef Investment and Trade" di Brisbane, pada 22-23 Agustus 2013. Acara ini digelar oleh Pusat Promosi Investasi Indonesia (IIPC) Sydney dan perwakilan RI di Australia.
Dalam siaran pers KBRI Canberra Jumat (23/8/2013), menyebutkan forum strategis tersebut dihadiri oleh pejabat tinggi kedua negara yakni Menteri Pertanian Australia Joel Fitzgibbon, Anggota Parlemen Bob Katter, Menteri Pertanian Negara Bagian Queensland John McVeigh dan Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Bayangan John Cobb.
Indonesia diwakili Dubes RI untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan. Forum tersebut diikuti oleh 150 peserta pelaku industri sapi, perwakilan pemerintah serta asosiasi terkait. Turut hadir perwakilan dari daerah yakni Pemerintah Provinsi Papua, NTT dan Lampung Selatan.
Dubes RI untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema mengemukakan forum ini sangat penting bagi kedua negara untuk mendengarkan secara langsung berbagai realita dalam bidang perdagangan sapi hidup dan daging sapi dari pelaku-pelaku industri.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga mengharapkan kegiatan forum ini menjadi pemicu dialog yang dinamis untuk secara bersama mencari peluang-peluang dalam hal investasi dan perdagangan dalam sektor industri sapi.
Indonesia masih belum menjadi sasaran utama bagi investasi di bidang livestock, bila melihat bahwa Indonesia masih merupakan negara peringkat ke-19 dari tujuan investasi Australia di bidang livestock dengan nilai US$25 juta.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pesan utama dari pihak Indonesia dalam forum ini adalah agar Australia mulai melakukan langkah-langkah konkret tidak hanya sebatas perdagangan, tetapi juga investasi dan kerja sama konkrit lainnya.
Hubungan kerja sama perdagangan sapi antara Indonesia dan Australia harus dilihat lebih dari sebuah hubungan ekspor impor semata, tetapi lebih kepada sebuah hubungan kerja sama strategis antara Indonesia dan Australia yang dapat membawa keuntungan dan manfaat bagi keduabelah pihak.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengemukakan bahwa perkembangan investasi di sektor peternakan sapi selama lima tahun terakhir belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
PMA maupun PMDN hanya berjumlah Rp117 miliar, masih relatif kecil bila dibandingkan dengan investasi di bidang tanaman pangan dan perkebunan yang mencapai Rp11 triliun. Investasi asing dalam bidang peternakan tersebut berkontribusi hanya sebesar 1,04 persen terhadap total investasi pertanian.