Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN IV Baru Pakai Kredit Pengembangan Sawit Rp40 Miliar

Bisnis.com, MEDAN--PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan baru menggunakan dana pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp40 miliar dari plafon sebesar Rp286 miliar untuk mengembangkan perkebunan sawit di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.Direktur

Bisnis.com, MEDAN--PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan baru menggunakan dana pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp40 miliar dari plafon sebesar Rp286 miliar untuk mengembangkan perkebunan sawit di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.

Direktur Keuangan PTPN IV Setia Dharma Sebayang mengakui dana pinjaman dari Bank Mandiri yang sudah disetujui untuk mengembangkan perkebunan sawit di Madina sebesar Rp286 miliar baru Rp40 miiar yang digunakan.

“Kami menggunakan dana sendiri untuk mengembangkan kebun inti seluas 10.000 hektare. Sedangkan pinjaman digunakan untuk mengembangkan kebun plasma seluas 3.000 hektare,” ujarnya menjawab Bisnis di Medan, Sabtu (17/8/2013).

Menurutnya, dugaan sejumlah lembaga masyarakat (LSM) selama ini bahwa pinjaman dari Bank Mandiri untuk pengembangkan kebun plasma di Kabupaten Madina dialihkan untuk membangun kebun inti adalah informasi yang salah dan tidak akurat.

Sebenarnya, pernjanjian akad kredit antara PTPN IV dan Bank Mandiri beberapa tahun lalu adalah mengembangkan perkebunan plasma di Madina dengan plafon kredit sebesar Rp286 miliar.

Pemakaian dana untuk mengembangkan kebun plasma terkait dengan penyediaan lahan oleh kelompok tani yang bergabung dalam koperasi.

Sementara itu, Dirut PTPN IV Medan Erwin Nasution menegaskan pemakaian dana pinjaman dari Bank Mandiri tidak dapat dialihkan kemana-mana. “Fokus untuk mengembangkan kebun plasma.

Akan tetapi, lahan yang dijanjikan masyarakat ketika meneken akad kerja sama antara sejumlah koperasi dan PTPN IV harus ada lahan 20.000 ha. Pola yang dikembangkan adalah plasma plus dan PTPN IV bertindak sebagai avalis (penjamin kredit) dan kontrak manajemen pengelolaan kebun.”

Modifikasi kebun plasma di Mandina, kata dia, memang lain dibandingkan dengan model pengembangkan plasma selama ini. Kalau plasma yang dibagun BUMN selama ini, kata dia, kebun dibangun oleh BUMN lalu pengelolaannya diserahkan kepada peserta plasma minimal dua hentare per kepala keluarga dan hasilnya bebas dijual kepada siapapun.

Pengembangkan plasma di Madina, tuturnya, dimodifikasi untuk menjamin kesinambungan usaha dan menjaga kelancaran pembayaran cicilan ke pinjaman ke bank.

Para peserta plasma bergabung dalam satu koperasi. Pemegang saham di kebun plasma adalah koperasi. Sedangkan anggota koperasi yang memiliki kebun tidak tahu dimana lokasi kebunnya agar tidak diperjualbelikan sebagaimana sering terjadi pada kebun plasma selama ini. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Master Sihotang
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper