Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia tidak akan memilih (trade off) antara ambisi mendorong pertumbuhan PDB dan prinsip kehati-hatian dalam mengelola perekonomian.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pengelolaan ekonomi Indonesia selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential) dengan tetap menjaga ruang ekspansi yang terukur.
"Di banyak negara yang dilanda krisis keuangan dan ekonomi, sering kedua hal ini dipertentangkan atau menjadi trade off," katanya di dalam Pidato Kenegaraan, Jumat (16/8/2013).
SBY menjelaskan prinsip kehati-hatian diterapkan pemerintah melalui komitmen pemerintah menjaga keseimbangan defisit fiskal, pengurangan beban subsidi dan perlindungan lingkungan.
Di sisi lain, perhatian pada pertumbuhan ekonomi diterapkan melalui kebijakan menjaga tingkat konsumsi domestik (keep buying strategy) dan percepatan pembangunan infrastruktur.
Implementasi keep buying strategy adalah upaya pemerintah menjaga tingkat harga barang-barang kebutuhan pokok sambil terus meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Kebijakan yang kita telah tempuh sejak 2004 ini, terbukti mampu memantapkan kapasitas pasar domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi," kata Presiden.
Adapun percepatan pembangunan infrastruktur dijalankan melalui kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Desain MP3EI saat ini mulai terealisasi dalam pembangunan berbagai proyek infrastruktur berskala besar hasil kerja sama pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan pelaku usaha.
"Tujuan dari semua itu adalah terbangunnya konektivitas nasional, yang pada gilirannya akan mendorong industrialisasi dan hilirisasi," kata SBY.
Kepala Negara memaparkan infrastruktur tersebut kemudian akan meningkatkan efisiensi perekonomian Indonesia. "Semua resep itu, terbukti telah mampu menjadikan Indonesia salah satu negara tujuan utama investasi dunia."