Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan tidak akan menurunkan impor untuk menstabilkan neraca perdagangan yang saat ini mengalami defisit hingga US$3 miliar.
Hal itu dikemukakannya saat ditemuidi Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (2/8/2013). Gita menuturkan pihaknya tetap akan mengambil kebijakan untuk menjaga bahkan meningkatkan impor selama tidak ada ketergantungan impor.
Alih-alih menurunkan impor, ujarnya, pemerintah lebih memilih mendorong peningkatan ekspor. Akan tetapi, lanjutnya, pemerintah menyadari bahwa perekonomian regional dan dunia sedang mengalami stagnasi dan kontraksi pertumbuhan sehingga tidak dapat berharap banyak pada pasar yang ada.
"Kita harus coba cari pasar-pasar non tradisional. Ini juga akan makan waktu karena base-nya masih kecil sekali. Atau bisa juga meningkatkan ekspor produk-produk yang bernilai tambah," ujarnya.
Gita mengakui kesulitan mengatasi defisit neraca perdagangan karena tingginya kontribusi defisit perdagangan minyak dan gas (migas).
Sebagai catatan, neraca perdagangan migas mengalami defisit US$5,8 miliar. Adapun neraca perdagangan non migas surplus US$2,5 miliar sehingga secara total terjadi defisit perdagangan sebesar US$3,3 m.
"Itu berat sekali. Ini memang tidak bisa dihindari, konsumsi untuk produk-produk migas di Indonesia yang terus bergulir dengan skala yang tinggi. Ke depannya ini akan terus memengaruhi neraca perdagangan kita," katanya.