Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan eceran diprediksikan bakal terkontraksi secara bulanan dan tahunan yang masing-masing sebesar 6,9% dan 2,2% pada April 2025 atau bertepatan dengan masa libur Idulfitri.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 diprakirakan mencapai 231,1, lebih rendah dibandingkan Maret 2025 yang sebesar 248,3 poin.
“Dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat seiring berakhirnya periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional [HBKN] Idulfitri],” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (14/5/2025).
Denny menuturkan bahwa penjualan eceran meski berbalik negatif tetap dalam posisi yang baik yang didukung tetap tumbuhnya Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Subkelompok Sandang.
Kelompok Suku Cadang dan Aksesori diramalkan masih akan tumbuh 10,2% secara tahunan (year on year/YoY) tetapi turun 4,4% secara bulanan (month to month/MtM).
Sementara kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor tumbuh 4,1% (YoY), tetapi kontraksi 0,8% pada April 2025. Lalu, Subkelompok Sandang meski diperkirakan tumbuh 6,4% (YoY) harus terkontraksi hingga 9,1%.
Baca Juga
Secara bulanan, kontraksi terjadi pada seluruh kelompok penjualan. Kontraksi terdalam sebesar 10,6% (MtM) diprediksi terjadi pada kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
Adapun, penjualan kelompok lainnya diprakirakan menurun, terutama Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, dan Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Menelisik lebih lanjut, nyatanya tren IPR April dalam tiga tahun terakhir terpantau menunjukkan perlambatan.
Di mana pada April 2023, IPR sebesar 242,9 poin. Kemudian pada April 2024 melambat ke level 236,3 dan terus turun ke level 231,1 pada April 2025.
Responden memperkirakan penjualan pada Juni dan September 2025 (3 dan 6 bulan ke depan) turut menurun.
Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Juni dan September 2025 masing-masing tercatat sebesar 125,5 dan 137,1, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya masing-masing sebesar 147,3 dan 162,8.
Responden menginformasikan bahwa penurunan IEP pada Juni dipengaruhi oleh musim ujian sekolah, sementara penurunan pada September 2025 dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang cenderung normal dan tidak adanya cuti bersama maupun event besar.
Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada Juni 2025 dan September 2025 diprakirakan menurun.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 148,3 dan 155,5.