Bisnis.com, JAKARTA - Guna membuat sektor ekonomi kelautan semakin bergairah Indonesia perlu membangun klaster ekonomi khusus (growth pole) industri kelautan di wilayah perbatasan.
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Rokhmin Dahuri menuturkan sektor perikanan di Indonesia harus dibangun dengan terintegrasi. Untuk itu perlu dibangun kluster ekonomi khusus perikanan.
"Perlu ada satu kluster industri kelautan yang mencakup industri hulu sampai hilir, terutama di wilayah perbatasan terluar," ujarnya dalam dialog nasional Membangun Masa Depan Sumber Daya Alam Indonesia yang diselenggarakan ICMI, Rabu (31/7/2013).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini mengatakan pembangunan growth pole perikanan harus terintegrasi dengan pelabuhan dan bandara, sehingga distribusi dan logistik menuju pasar menjadi lebih lancar.
Wilayah perbatasan yang berpotensi dijadikan growth pole perikanan a.l. Sabang, Sibolga, Bungus, Bengkulu, Dumai-Selat Panjang, Natuna-Anambas, Bangka Belitung, Pemangkat Kalimantan Barat, dan Nunukan Tarakan.
"Tapi tantangannya memang ini perlu investasi," kata Rokhmin.
Sementara itu, di sektor perikanan tangkap, perlu dilakukan modernisasi teknologi penangkapan ikan, penanganan ilegal fishing, perbaikan dan pembangunan pelabuhan perikanan, dan penerapan best handling practises.
Profil industri perikanan nasional saat ini masih didominasi oleh industri skala kecil sebesar 89,39%. Adapun industri perikanan skala besar diestimasi hanya 10,61%.
"Potensi nilai ekonomi beragam sektor ekonomi Indonesia diperkirakan US$1,2 triliun. Sedikit lebih besar dari PDB nasional dan sekitar 7 kali lipat dari APBN 2013," tuturnya.