Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cloud Computing Buka Jalan UKM Bersaing Global

Bisnis.com, JAKARTA—Teknologi cloud computing diprediksi akan menjadi pembuka jalan bagi usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia untuk bersaing di pasar global.

Bisnis.com, JAKARTA—Teknologi cloud computing diprediksi akan menjadi pembuka jalan bagi usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia untuk bersaing di pasar global.

Investasi pada teknologi ini dianggap tidak terlalu besar ketimbang membangun infrastruktur di berbagai tempat.

“Semua usaha sekarang butuh peran teknologi informasi, bagi UKM bangun infrastruktur sangatlah memberatkan,” ujar Vice President SAP Asia Pte Ltd Suraj Pai di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Dia menyebutkan implementasi cloud computing bisa dilakukan dengan cepat seiring dengan pengembangan bisnis. Dia tidak menampik masalah keamanan kerap menjadi penghambat rencana UKM menggunakan teknologi tersebut.

Menurut dia, kendala semacam itu semakin lama akan tereliminasi didorong oleh meningkatnya kebutuhan. “Yang jelas UKM sekarang dituntut bersaing di pasar global, dan cloud bisa jadi sarananya.”

Hasil survei yang digelar Oxford Economics menyebutkan pertumbuhan adopsi cloud computing di kalangan UKM Tanah Air mencapai 100%. Jumlah itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan cloud global yang hanya sebesar 35%.

Survei tersebut melibatkan 100 eksekutif UKM di Indonesia. Survei tersebut juga menjadi bagian dari survei global yang digelar Oxford Economics bekerja sama dengan SAP pada 2100 eksekutif di 21 negara.

Hal lain yang diprediksi akan menjadi tren di kalangan UKM adalah teknologi mobile. Peningkatan adopsi teknologi ini mencapai 40%, lebih tinggi dibanding global yang hanya 18%. Adapun 52% UKM yang disurvei menyatakan media sosial bakal berdampak signifikan pada bisnis mereka 3 tahun mendatang.

“Perluasan bisnis ke tingkat global menuntut mobilitas tinggi, itulah sebabnya banyak UKM yang mulai menyadarinya,” ujar Director Volume Channels SAP Southeast Asia Roy Wakim.

Menurut survei tersebut, sebanyak 55% UKM di Indonesia butuh menerapkan teknologi mobile, sedangkan sebanyak 42% di antaranya mengaku membutuhkan business management software untuk mendukung bisnis 3 tahun mendatang.

Roy menjelaskan ada sejumlah tantangan yang dihadapi UKM untuk berkembang di pasar global. Salah satu faktor terpenting adalah upah tenaga kerja yang semakin tinggi. Dalam survei tersebut beban upah tenaga kerja menempati porsi 39%.

Faktor itu dianggap lebih berdampak signifikan bagi UKM ketimbang ketidakpastian ekonomi dan pergeseran permintaan pelanggan yang masing-masing 36% dan 30%. “Tapi UKM Indonesia bergerak ke arah yang baik buktinya tahun lalu mereka menyumbang 59% GDP (gross domestic product),” kata Roy.

Dia menegaskan fokus UKM ke depan adalah menciptakan inovasi untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Menurut dia bukan masanya lagi UKM bersaing di tingkat internal maupun di ranah domestik.

Menurut survei Oxford Economics, hanya ada sebanyak 13% responden di Indonesia yang hanya berbisnis di pasar domestik. Jumlah itu diperkirakan akan berkurang menjadi 2% saja pada 2016.

UKM di Indonesia yang menghasilkan lebih dari seperlima pendapatan mereka dari luar negeri diproyeksikan bakal meningkat menjadi 74% tiga tahun mendatang. Saat ini jumlahnya hanya tercatat sekitar 56%.

Sebanyak 14% responden di Indonesia juga diketahui hanya menghasilkan pendapatan dari pasar domestik. Angka itu diprediksi hanya mencapai 5% saja pada 2016. “Lebih dari separuh responden di Indonesia juga mengaku bersaing dengan lebih banyak perusahaan asing dibanding sebelumnya,” kata Roy.

Menurut dia, kesadaran UKM Indonesia untuk bersaing di pasar global juga dibuktikan dari hasil survei yang menyebutkan lebih dari separuh responden beranggapan memperluas produk dan jasa penting untuk menunjang pertumbuhan di era pasar baru.

Sebanyak 63% responden juga sangat terbuka dengan transformasi bisnis melalui teknologi. Meski begitu mereka baru akan melakukan strategi tersebut manakala terdapat hasil yang jelas dari investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper