Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Layanan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM menunggu momentum untuk mengembangkan jaringan 7 Eleven berbasis pengelolaan koperasi, menyusul sukses gerai pertama hasil kerja sama lembaga itu dengan PT Modern Internasional.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUKM), Yuana Sutyowati, menjelaskan momentum yang dimaksud adalah kesediaan perusahaan pengelola jaringan 7 Eleven itu membuka peluang dengan pola operasional franchise.
"Sampai saat ini baru satu unit yang dikerjasamakan, yakni di Gedung SME Tower yang kami kelola. Yangpasti, ke depan arahnya akan dikembangkan atau dikerjsamakan dengan koperasi maupun pelakuusaha kecil dan menengah (UKM),” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/7/2013).
Tahap pertama pegembangan jaringan minimarket dengan basis pengelolaan restauran itu akan dikembangkan di kawasan Jabodetabek. Saat ini, kata Yuana, sudah banyak koperasi yang siap menjadi mitra pengelola 7 Eleven.
Pada gerai 7 Eleven di Gedung Smesco UKM di Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, sekitar 75 produk UKM telah dipasarkan. Sedangkan total item produk UKM yang dipasarkan LLP-KUKM di Paviliun Provinsi tercatat sebanyak 200 item lebih.
Yuana menginginkan gerai-gerai yang akan dikembangkan bisa menjadi agen peningkatan kelas bagi UKM seluruh Indonesia yang mempunyai produk sangat pantas dipasarkan di setiap gerai 7 Eleven. Momen lainnya yang harus ditunggu, setelah gerainya diluncurkan di luar Jabodetabek.
”Jika produk UKM tidak dinaikkan melalui kelas pemasaran produk mereka, maka akan sulit meningkatkan kapasitasnya. Kami khawatir jika ini tidak dinaikkan terhadap UKM, akan berdampak bagi buruk bagi eksistensinya.”
Menunggu waktu tersebut, perusahaan pengelola gerai tersebut telah melakukan pelatihan sebanyak tiga angkatan. Pelatihan diutamakan bagi UKM yang memang berkeinginan meningkatkan kelasnya melalui peningkatan kualitas prpoduk.
Selain itu UKM calon mitra 7 Eleven juga diberi bantuan berupa peralatan pendukung produksi. Di antaranya mesin kemasan atau packaging terhadap produk makanan yang sudah digeluti pelakuusaha sektor riil.
Jumlah UKM yang saat ini mengandalkan LLP menjadi sarana promosi dan pemasaran produknya ada sekitar 1.400. “Kami menginginkan UKM dan Koperasi bisa memmiliki usaha itu, karena networking operasionalnya memang lebih fokus pada industri makanan dan minuman,” tegas Yuana.