Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Migas Terancam Susut

Bisnis.com, JAKARTA - Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (migas) terancam kembali berkurang setelah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pesimistis mencapai target lifting minyak bumi dalam APBNP 2013 yang

Bisnis.com, JAKARTA - Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (migas) terancam kembali berkurang setelah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pesimistis mencapai target lifting minyak bumi dalam APBNP 2013 yang sebesar 840.00 barel per hari.

Pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan penerimaan negara akan semakin berkurang setelah target APBNP 2013 memangkas lifting menjadi 840.000 barel per hari dari yang sebelumnya 900.000 per hari.

"Hitungan kami perubahan target lifting dalam APBNP 2013 dari 900.000 barel per hari menjadi 840.000 per hari sudah memangkas penerimaan sekitar Rp18 triliun. Apalagi kalau sekarang SKK Migas saat ini kembali pesimistis mencapai target,” katanya di Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Komaidi mengungkapkan persetujuan rencana pengembangan (plant of development/POD) lapangan migas baru tidak akan dapat membantu meningkatkan produksi tahun ini. Produksi migas tersebut hanya mampu untuk menggantikan penurunan alamiah (decline) dari lapangan migas.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan tidak tercapainya target lifting tahun ini belum tentu mengurangi penerimaan negara dari hulu migas. Alasannya, penerimaan negara masih dapat dikompensasi dengan penaikan harga minyak.

“Naik turunnya harga minyak US$1 per barel sama dengan naik turunnya produksi minyak 20.000 barel per hari. Dengan ICP saat ini US$110 per barel dan asumsi ICP dalam APBNP 2013 sebesar US$108 per barel, masih mungkin penerimaan negara malah naik di atas yang telah ditetapkan dalam APBNP,” katanya.

Rudi sendiri kembali menyatakan pesimistis mencapai target lifting dalam APBNP 2013 yang sebesar 840.000 barel per hari. Pihaknya hanya yakin produksi minyak bumi tahun ini hanya sebesar 834.000 barel per hari.

Kegiatan pemeliharaan sejumlah lapangan migas, lanjut Rudi, menjadi penyebab utama menurunnya produksi beberapa bulan terakhir. Akan tetapi, semester 2 tahun ini akan ada tambahan produksi dari tiga sumur Blok West Madura Offshore yang sudah dibor, meski masih terkendala dengan persoalan pipa.

Menurutnya, persetujuan 9 rencana pengembangan, percepatan produksi (put on production/POP), dan pengembangan lapangan yang sudah berproduksi (plan of further development (POFD) lapangan minyak bumi tidak mampu mendongkrak produksi agar melebihi target lifting.

Jumlah produksi dari 9 persetujuan itu digunakan untuk menutup decline rate yang mencapai 20% per tahun. “Itu [9 persetujuan POD,POP, dan POFD] yang membuat produksi tahun ini 834.000 barel per hari. kalau tidak, pasti sudah jauh di bawah 800.000 barel per hari,” tuturnya.

Tahun ini, ada 9 POD, POP, dan POFD yang disetujui, yakni POP Sumur Bambu Gunung-1 yang dikembangkan Pertamina EP, POP Sumur Akasia Besar-1 yang dikembangkan Pertamina EP, POD Tiungbiru-Jambaran-Cendana yang dikembangkan Mobil Cepu Ltd.

Kemudian, POFD Klalin yang dikembangkan Petrochina Bermuda, POFD Bekapai Phase 2A yang dikembangkan Total E&P, POP Sumur Benggala-1 yang dikembangkan Pertamina EP, POP Panen Utara-1 yang dikembangkan Petrochina Jabung, POD Komplek Paku Gajah Phase-1 yang dikembangkan Pertamina EP, dan POFD Lapangan Sepinggan yang dikembangkan PT CPI.

Selain itu, ada 2 POD yang masih menunggu persetujuan Menteri ESDM, yakni POD I Sungai Anggur yang dikembangkan Sele Raya Belida, dan POD I Sampoerna yang dikembangkan Tiarabumi Petroleum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper