Bisnis.com, SURABAYA - Dua bulan setelah beroperasi, aktivitas bongkar muat barang dan penumpang di Pelabuhan Paciran Lamongan ternyata sepi.
Manajer Usaha PT Angkutan Sungai Danau dan Penumpang Indonesia Ferry Cabang Surabaya Wildan Jazuli menuturkan aktivitas pelabuhan yang dibuka akhir April lalu masih sepi.
"KM Jatra III yang beroperasi di sana load faktornya baru 25%, sangat kecil, itu pun bongkar muat baru sepekan sekali," jelasnya, Jumat (19/7/2013).
Seperti diketahui Pelabuhan Paciran ditargetkan bisa menjadi alternatif penyeberangan. Truk yang melalui jalur pantai utara yang hendak ke Sulawesi diharapkan tidak masuk Tanjung Perak Surabaya tapi cukup ke pelabuhan senilai Rp298,5 miliar itu.
Wildan menguraikan tujuan itu belum terealisasi karena KM Jatra III berangkat dari Paciran menuju Garongkong yang berjarak 120 meter dari Makassar. Hal itu menyebabkan truk tujuan ibukota Sulawesi tetap berangkat dari Tanjung Perak.
"Bila semua angkutan kendaraan dari Perak dialihkan baru bisa ramai," tambahnya.
Di sisi lain, perkembangan bisnis ASPD Surabaya tertekan sejak beroperasinya jembatan Suramadu empat tahun lalu. Kini setelah mengelola Paciran, perseroan tidak serta merta terdongkrak bisnisnya.
Sebagai gambaran, empat tahun lalu ada 15 kapal yang melayani penyeberangan ke Madura. Namun, kini hanya 6 kapal beroperasi, itu pun dengan load faktor 80% pagi dan sore, sedangkan siang hanya kisaran 40%.
Hasil penjualan tiket itu, menurut Wildan jauh dari cukup untuk menutupi biaya operasional. Pasalnya, tiket yang diberlakukan hanya setengah dari biaya ideal.
"Mobil sekarang dikenakan Rp40.000 menyeberang ke Madura dari nilai ideal Rp80.000. Kalau kami naikkan maka mereka memilih melalui jembatan," urainya.
Menurutnya, pertumbuhan bisnis ASDP Surabaya akan membaik bila industrialisasi kawasan Madura berjalan.
Pembangunan Suramadu mulanya diharapkan bisa mendorong pengembangan kawasan pelabuhan petikemas di utara Madura seluas 600 hektare dan kawasan industri seluas 600 hektare. Namun, rencana itu belum terealisasi.