Bisnis.com, JAKARTA— Indonesia dinilai memerlukan tambahan pasokan sapi hidup siap potong selain daging sapi beku dari Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menurunkan harga pada level Rp75.000 per kilogram.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan akan tetap berusaha mendatangkan 3.000 ton alokasi impor daging sapi sebelum Lebaran. Saat ini masih terus dilakukan negosiasi dengan eksportir daging sapi asing dan pesawat pengangkut.
“Nanti setelah yang dari laut [2.200 ton] datang [harga] memang akan turun, tetapi untuk bisa sampai pada level Rp75.000 per kilogram masih butuh banyak pasokan lagi. Solusinya adalah dengan penambahan sapi siap potong,” kata Sutarto seusai menghadiri rapat koordinasi di Kementerian Perekonomian, Rabu (17/7/2013).
Percepatan impor daging sapi Bulog yang terkonsentrasi pada bulan ini dari keputusan sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan sampai Desember dirasa belum cukup. Pihaknya berharap pemerintah bisa mendatangkan sapi siap potong dalam jumlah besar.
Dia menambahkan penambahan kuota ini sangat diperlukan mengingat persediaan sapi di Australia berkurang karena musim dingin. Pihaknya juga akan memenuhi kebutuhan dalam negeri dari stok 200 sapi siap potong yang dimiliki.
“Ke depan kami juga masih melakukan negosiasi dengan peternakan dari Jawa Timur dan Lampung. Khusus untuk Lampung bahkan persediaan mereka sampai 6.000 ekor,” ujarnya.
Sutarto berharap pemerintah memperbaiki mekanisme impor antara penugasan dan importir biasa. Selain itu, kebijakan satu atap perizinan juga merupakan langkah tepat dan sangat membantu.
“Ini kan crash program, tentu saja hal-hal kecil yang bersifat administratif bisa dipercepat penyelesaiannya. Ini beda dengan diistimewakan lho,” tuturnya. (ltc)