Bisnis.com, JAKARTA - Harga sapi kurban dikabarkan turun dampak merebaknya wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di 19 provinsi jelang Iduladha 2022.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro menjelaskan bahwa harga semakin turun mengikuti kondisi hewan ternak, sapi, yang terdampak PMK.
Harga sapi yang sakit akibat terjangkit PMK sehingga tidak bisa berdiri turun sangat rendah. Sapi kurban dengan kondisi tersebut saat ini dihargai hanya Rp10 juta, atau turun hingga 60 persen dari harga tahun lalu yakni Rp25 juta.
"[Harga] tergantung kondisi sapi, yang sudah tidak kuat berdiri turun sampai dengan 60 persen. Karena enggak bisa berdiri [lagi] hanya laku Rp10 juta," kata Nanang, Kamis (23/6/2022).
Sementara itu, harga sapi yang sakit atau bergejala namun masih bisa berdiri kini berkisar sekitar Rp17,5 juta sampai dengan Rp20 juta. Harga tersebut turun 20-30 persen dari harga tahun lalu yakni Rp25 juta.
Nanang mengungkap bahwa sapi sakit dengan kondisi masih bisa berdiri pun bisa turun lebih rendah lagi hingga sebesar 40 persen dari harga tahun sebelumnya. Hal tersebut dipicu oleh panic selling.
Baca Juga
"Yang sudah bergejala tapi masih kondisi bagus dijual cepat dari Rp25 juta [sekarang] hanya laku Rp20 juta sampai dengan Rp17,5 juta," katanya.
Kendati demikian sapi kurban di daerah pemasaran yang tahun lalu senilai Rp20 juta, saat ini naik 10-20 persen ke sekitar Rp22 juta.
Saat ini, pemerintah tengah mendorong penanganan wabah dengan program vaksinasi. Berdasarkan data Kementerian Pertanian hari ini, Kamis (23/6/2022), jumlah hewan ternak yang sudah divaksinasi sebanyak 3.074 ekor.
Berdasarkan data dari siagapmk.id, hari ini jumlah kasus PMK tercatat sebanyak 232.549 ekor dengan sebaran hingga 215 kabupaten/kota di 19 provinsi. Kasus sembuh tercatat sebanyak 75.350 ekor, potong bersyarat 2.248 ekor, mati sebanyak 1.333 ekor, dan belum sembuh 153.618 ekor.
Tahun ini, pemerintah akan mengucurkan dana dari anggaran Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) untuk menyediakan vaksin hingga 29 juta dosis.
"Pengadaan vaksin khusus untuk tahun ini sebanyak 28-29 juta dosis dibantu dengan anggaran KPC-PEN," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada konferensi pers hari ini.