Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kreatif, Penjualan Animasi Cimahi Naik 40%

Bisnis.com, CIMAHI — Penjualan produk animasi karya Cimahi Creative Association (CCA) pada semester I/2013 naik 40% menjadi Rp4,7 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,5 miliar.Ketua CCA Rudy Suteja mengungkapkan meskipun nilai penjualan

Bisnis.com, CIMAHI — Penjualan produk animasi karya Cimahi Creative Association (CCA) pada semester I/2013 naik 40% menjadi Rp4,7 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,5 miliar.

Ketua CCA Rudy Suteja mengungkapkan meskipun nilai penjualan itu belum besar, tetapi raihan angka penjualan animasi lokal ini menunjukkan adanya kepercayaan pasar baik dalam dan luar negeri.

"Sejauh ini yang menjadi konsumen produk kami itu adalah kalangan industri. Dari pemerintahan masih belum ada," katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (14/7).

Dia mengatakan industri kreatif khususnya animasi dan film merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di dunia dan cukup menggiurkan. Secara global, peluang ekonomi kreatif di pasar internasional pun kian besar.

Pada 2010, proyek outsource dan penjualan animasi di dunia mencapai US$134 juta dan diperkirakan pasar animasi dunia melonjak hingga US$243 miliar pada 2016.

"Tidak mungkin kami bisa mengambil semua. Kalau saja kami bisa mengambil 1% dari potensi pasar itu, hasilnya akan sangat besar sekali," ujarnya.

Menurutnya, salah satu penyebab dari lambatnya pertumbuhan industri animasi lokal akibat minimnya perhatian dari pemerintah. Padahal, apabila melihat apa yang dilakukan Malaysia, mereka jauh lebih serius dalam menggarap industri animasi lokalnya.

Rudy mengaku baru memenuhi undangan Malaysia yang menginisiasi kerja sama bisnis dengan pelaku industri animasi Cimahi.

"Salah satu hal yang membuat kami kagum adalah keseriusan pemerintah Malaysia dalam mengembangkan industri telematika. Bahkan Perdana Menteri langsung yang membahas hal itu bukan tingkat kementerian yang bersangkutan," ucapnya.

Rudy mengatakan sejak kepemimpinan Mahatir Muhammad hingga Najib Tun Razak, Malaysia terlihat memiliki komitmen kuat membangun industri kreatif dengan koordinasi kuat antara kementerian di negara jiran itu.

Menurutnya, Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif memang sudah berkoodinasi dengan kementerian lainnya, tetapi belum maksimal.

"Kami berharap pejabat setingkat Wakil Presiden membahas langsung mengenai masa depan industri animasi lokal. Hal ini menunjukan komitmen dan keseriusan pemerintah," katanya.

Menurutnya, awal 2014 pihaknya mulai mengalang kerjasama bisnis dengan Malaysia. Meskipun belum jelas proyek yang akan dikerjakannya, tapi dia yakin ini akan semakin membuat komunitas yang tergabung di dalamnya semakin bergeliat.

Di sisi lain, secara internal CCA pun merasa perlu berbenah guna meningkatkan kemampuan diri antara lain dengan proses inkubasi animasi.

Permasalahannya, pihaknya saat ini terkendala infrastruktur berupa gedung khusus. Sebab, gedung Baros Information Technology and Cretive (BITC) tidak dikhususkan buat mereka tapi juga disewakan kepada pihak swasta.

"Kami butuh gedung inkubator khusus yang bisa digunakan juga untuk riset industri, aktivitas bisnis, sekolah games dan animasi serta youth center," ujarnya. Tak hanya itu, infrastruktur di BITC berupa internet saat ini masih belum memuaskan.

Idealnya, untuk pelaku industri animasi kecepatan internet mencapai 4 mega/second. Karena harganya yang masih mahal membuat fasilitas idaman tersebut belum terwujud.

"Pada kami harga penggunaan internet dengan kecepatan sebesar itu Rp2 juta-Rp4 juta per bulan. Sedangkan di Malaysia lebih murah bisa Rp400.000," katanya.

Di sisi lain, BITC merupakan salah satu aset Pemkot Cimahi yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Jati Mandiri yang dianggap oleh DPRD setempat belum dimaksimalkan dalam meningkatkan pendapatan daerah.

Anggota Komisi II DPRD Kota Cimahi Nurhasan meminta enam aset seperti rumah potong hewan (RPH), Pasar Atas, Baros Informations Technologi Creative (BITC), Balai Benih Ikan (BBI), Rumah Desain, dan Pusat Niaga Cimahi (PNC) tidak sekadar menjadi beban APBD.

"Kalau yang mengelolanya orang profesional, saya yakin aset itu bisa lebih berguna dan maksimal lagi," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdi Ardia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper