Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Gobel Rambah Bisnis Alat Pertanian

Bisnis.com, HIROSHIMA—Kelompok usaha Gobel menggandeng produsen penggilingan beras terbesar dari Jepang, Satake, untuk mengembangan bisnis di sektor pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Bisnis.com, HIROSHIMA—Kelompok usaha Gobel menggandeng produsen penggilingan beras terbesar dari Jepang, Satake, untuk mengembangan bisnis di sektor pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional.

"Tahap awal kami membentuk perusahaan patungan, untuk penjualan mesin penggilingan beras di Indonesia," kata Pimpinan Grup Gobel, Rachmat Gobel, usai penandatangan kerja sama kedua perusahaan di Hiroshima Jepang hari ini, Senin (8/7/2013), seperti dilaporkan Antara.

Penandatangan dilakukan antara Pemimpin Grup Gobel, Rachmat Gobel dan Pemilik Satake Corp, Toshiko Satake untuk membentuk PT Satake Gobel Indonesia.

"Total investasinya tidak besar, yaitu satu juta dolar AS, karena hanya merupakan perusahaan pemasaran," kata Rachmat yang juga Preskom PT Panasonic Gobel Indonesia.

Grup Gobel melalui anak perusahaannya PT Gobel Luwia Investama, menanamkan investasi sebesar 400 ribu dolar AS, sedangkan Grup Satake melalui perwakilannya di Thailand (Satake International Bangkok) menanamkan investasi US$600 ribu.

Perusahaan patungan tersebut akan berlokasi di Surabaya, Jawa Timur dan beroperasi mulai Januari 2014.

"Target kami ke depannya, dalam 5-10 tahun, membangun pabrik penggilingan beras di Indonesia," kata Rachmat yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur itu.

Dia berharap dengan kerja sama itu mesin yang dihasilkan menjadi lebih murah, dan mampu membantu petani menghasilkan beras dengan efisiensi tinggi dan bisa masuk pasar kelas menengah atas.

Mesin penggilingan Satake, kata dia, mampu menghasilkan beras dari padi dengan tingkat kerusakan/pecahan yang sangat rendah, sekitar lima persen.

Yoshimasa Tomoyasu, GM Divisi Bisnis Asia Satake Corp, menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus dengan jumlah penduduk yang besar merupakan peluang bagi perusahaannya.

"Selama ini mesin yang dipasarkan di Indonesia diimpor dari Thailand. Bila permintaan di Indonesia terus meningkat, produksi di Thailand akan mengalami kekurangan, di situlah kami akan membangun pabrik di Indonesia," katanya.

Namun ia tidak bisa memastikan kapan rencana pengembangan pabrik itu akan direalisasi. "Tapi rencana ke arah sana sudah ada," ujar Tomoyasu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper