Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosmelt dan Newmont Selesaikan MoU Pasokan Tembaga

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Indosmelt dan PT Newmont Nusa Tenggara telah menyelesaikan nota  kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk pasokan tembaga 30%  dari jumlah produksi perusahaan itu.

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Indosmelt dan PT Newmont Nusa Tenggara telah menyelesaikan nota  kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk pasokan tembaga 30%  dari jumlah produksi perusahaan itu.

Direktur Utama Indosmelt Natsir Mansyur mengatakan terdapat beberapa proses  yang akan dikembangkan setelah MoU tersebut berjalan. "Kami harap kontrak akan jangka panjang. Setelah ini akan ada up date data bersama Newmont, lalu tanda tangan kontrak," ujarnya, di Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Dia mengatakan pemerintah harus mendorong agar Newmont tetap memasok hingga perjanjian kontrak karya perusahaan tambang itu berakhir. Minimal, imbuhnya, kontrak pasokan dapat berjalan 10 tahun.

Pembangunan pemurnian bijih tembaga di Sulawesi Selatan ini menelan dana sebesar US$1 miliar. Natsir enggan mengatakan dari mana investor yang mengucurkan dana tersebut. "Dari nasional, bukan asing," ujarnya.

Teknologi yang digunakan untuk mengolah tembaga di dalam negeri tersebut  diimpor dari Australia yaitu dari perusahaan Outotec. Kapasitas yang dapat ditampung dari smelter sebesar 100 ton katoda per tahun. Natsir menambahkan konsentrat tembaga yang dibutuhkan sebesar 500 ton per tahun. Sedangkan produksi ditargetkan 120 ton per tahun.

Smelter dari Indosmelt nantinya akan sedikit berubah dari hasil studi kajian permulaan. Pengolahan awalnya direncanakan akan memiliki kapasitas hanya untuk menampung katoda. Untuk peningkatan hasil, tutur Natsir, pihaknya telah menambah investasi untuk mengolah ampas beserta turunannya. "Tambahan sedikit investasi pengolah slime, untuk produksi emas," ujarnya.

Dia mengatakan, untuk tambahan investasi tersebut tidak lebih dari 25% dari investasi yang telah ada. Produksi smelter ditargetkan pada 2017. Sedangkan rencana ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan pabrik dimulai Januari tahun depan. Saat ini, Indosmelt sedang melakukan proses pembebasan lahan.

"Untuk pembebasan lahan, dari 80 hektar yang dibutuhkan sudah mencapai 30 hektar," imbuhnya.

Penyelesaian persoalan analisis dampak lingkungan dan pembebasan lahan diusahakan akan selesai pada Desember. Prioritas saat ini yang dilakukan oleh Indosmelt menyelesaikan perjanjian dengan pihak pemasok konsentrat terlebih dahulu.

Pembangkit listrik untuk smelter Indosmelt berasal dari uap pembakaran konsentrat dengan kapasitas 100 MW. Uap berasal dari tanur api yang digunakan untuk pemurnian. Dari tanur tersebut menghasilkan uap panas yang bisa digunakan sebagai penggerak turbin pembangkit listrik.

Hasil produksi dari smelter akan dipasarkan oleh Indosmelt. Konsep pemasaran ini berdasarkan business to business antara Indosmelt dengan Newmont.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, juru bicara Newmont Rubi Purnomo membenarkan tentang kesepakatan tersebut. "Kami sudah bertemu dan melakukan pembicaraan dengan Indosmelt," ujarnya melalui pesan singkat kepada Bisnis.

Indosmelt tak hanya telah menyelesaikan kesepakatan dengan Newmont. Minggu depan, Natsir menjanjikan akan membicarakan mengenai pasokan konsentrat dari Freeport yang direncanakan sebesar 70%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inda Marlina
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper