Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Dumping, PT Musim Mas Tolak Tawaran Uni Eropa

f:rt9.rspo.orgBISNIS.COM, JAKARTA—PT Musim Mas bersikukuh untuk tetap membawa kasus dumping alkohol lemak (fatty alcohol) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menolak tawaran price undertaking dari Komisi Uni Eropa.

f:rt9.rspo.org

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Musim Mas bersikukuh untuk tetap membawa kasus dumping alkohol lemak (fatty alcohol) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menolak tawaran price undertaking dari Komisi Uni Eropa.

Senior Manager PT Musim Mas Togar Sitanggang mengatakan pihaknya optimistis bisa memenangkan kasus ini melalui fasilitasi dispute settlement body WTO yang diajukan oleh pemerintah.

“Setelah sebelumnya berdiskusi dengan pemerintah, kami merasa yakin bisa memenangkan ini. Kami telah mempunyai argumentasi yang kuat,” kata Togar kepada Bisnis, Selasa (2/6/2013).

Dia menjelaskan argumentasi yang kuat tersebut adalah diindikasikan adanya pendekatan yang tidak adil antara Uni Eropa dengan pihaknya dan PT Ecogreen Oleochemicals.

Togar menuturkan Komisi Uni Eropa telah merevisi margin dumping PT Ecogreen Oleochemicals hingga di bawah 2% pada Juli 2012 melalui disclosure document. Namun, mereka tidak merespon pengajuan banding PT Musim Mas atas kasus yang sama yaitu banding atas pengenaan bea masuk anti dumping (BMADS).

“Dalam kondisi ini jelas terdapat unfair treatment dari Uni Eropa. Mengapa hanya kami yang dikenakan padahal kasusnya sama,” ujarnya.

Pihaknya juga menolak atas tawaran price undertaking yang ditawarkan Uni Eropa. Upaya ini dilakukan Uni Eropa agar kedua pihak bisa menyelesaikan kasus ini di luar ranah WTO.

Togar menilai tawaran tersebut tidak akan bisa dijalankan. Price undertaking memberikan batasan harga terendah dengan nominal tertentu kepada PT Musim Mas, sehingga tidak bisa menjual di bawah harga yang ditentukan.

Kesepakatan ini dinilai sangat berisiko karena harga alkohol lemak di pasar internasional sangat fluktuatif. Pihaknya juga khawatir tidak mampu bersaing saat harga mengalami penurunan.

“Tawaran ini tidak mungkin kami ambil. Kalau pasar tiba-tiba turn around bagaimana, habis kami,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper