BISNIS.COM, JAKARTA – Masyarakat tak mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pokok sekalipun harga bahan bakar minyak bersubsidi naik.
Survei yang dilakukan perusahaan riset global Kadence International menyebutkan sebagian besar konsumen akan mengeluarkan uang yang sama seperti sebelum kenaikan BBM bersubsidi.
Pengeluaran mereka tidak akan berubah untuk membeli obat-obatan (77% konsumen), kebutuhan perawatan badan, seperti sabun, pasta gigi, shampoo dan hand and body lotion (71% konsumen), kebutuhan rumah tangga, seperti deterjen, baterai, pelembut pakaian (69% konsumen).
Mereka juga tidak akan menahan pengeluaran untuk minuman, seperti kopi, teh, minuman ringan (68%), pulsa isi ulang (67% konsumen), susu (64% konsumen) dan makanan (52% konsumen).
“Ini memperlihatkan masyarakat memosisikan beberapa kategori produk ini masuk dalam daftar kebutuhan pokok yang tidak akan terpengaruh oleh kenaikan harga BBM,” kata Managing Director Kadence Indonesia Vivek Thomas, Rabu (26/6).
Bahkan, sebanyak 32% konsumen menyatakan rela menambah pengeluaran untuk bahan bakar dan 35% bersedia menaikkan pengeluaran untuk membayar tagihan listrik dan air.
Namun untuk menutup tambahan pengeluaran itu, masyarakat terpaksa mengurangi sejumlah kebutuhan nonpokok. Sebanyak 57% konsumen menyatakan akan mengurangi pengeluaran untuk makan di luar, 50% mengurangi anggaran membeli pakaian dan aksesoris.
Sebanyak 34% konsumen bahkan akan mengurangi pengeluaran untuk membeli rokok, terutama masyarakat dari kelas menengah ke bawah.
Survei Kadence dilakukan pada 23 Mei-3 Juni di 5 kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Balikpapan, Makassar, Medan serta kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dengan melibatkan 500 responden dari kelas bawah dan menengah ke atas.