BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah harus menambah kuota bahan bakar gas (BBG) jenis liquefied petroleum gas (LPG atau elpiji) bersubsidi jika ingin meneruskan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG pada nelayan.
Gigih Wahyu Hari Irianto, Direktur LPG dan Produk Gas Pertamina mengatakan penggunaan elpiji tabung 3 kilogram untuk konversi BBM ke BBG pada nelayan akan melonjakan konsumsi. Untuk itu, Pemerintah perlu menambah kuota elpiji 3 kilogram yang mendapatkan subsidi.
“Kalau masih pilot project mungkin kuota saat ini masih cukup, tetapi kalau itu diperpanjang tentu harus menambah kuota elpiji tahun ini yang hanya 4,39 juta metric ton,” katanya di Jakarta, Senin (24/6).
Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2013 kota volume untuk elpiji yang disubsidi sebesar 4,39 juta metrik ton atau lebih besar 12,5% dibandingkan dengan kuota pada 2012 yang sebesar 3,9 juta metrik ton.
Gigih mengungkapkan program konversi BBM ke BBG berbentuk elpiji 3 kilogram itu juga sebenarnya dapat meminimalkan penyelundupan BBM. Pasalnya, selama ini pantai dan perairan merupakan wilayah yang paling sering terjadi penyelundupan.
Bahkan, lanjut Gigih, selama ini juga banyak nelayan yang lebih memilih untuk memperjual-belikan BBM dibandingkan mencari ikan. Apalagi, selama ini nelayan mendapatkan kuota khusus BBM subsidi jenis solar dari pemerintah.
“Para nelayan kan memang banyak yang lebih memilih untuk menjual BBM subsidi dibanding pergi mencari ikan, karena selisih harga antara BBM subsidi dengan BBM nonsubsidi yang besar, sehingga sangat menguntungkan,” ungkapnya.
Secara terpisah Ketua Tim Percepatan Konversi BBM ke BBG IGN Wiratmaja Puja mengatakan Pemerintah akan terus melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengkonversi mesin perahu nelayan. Agustus nanti, Pemerintah menargetkan akan memberikan 200 alat konversi beserta 400 elpiji tabung 3 kilogram kepada nelayan di Kabupaten Pacitan.
“Di Pacitan itu ada 3.900 nelayan dan 1.282 nelayan diantaranya menggunakan kapal kecil dengan mesin berkapasitas 15-20 PK. Mereka yang akan kami bantu dalam program konversi ini, karena kenaikkan harga BBM subsidi jelas akan menaikkan ongkos melaut mereka,” ungkapnya.