Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SHELL Perkuat Penjualan BBM untuk Industri

BISNIS.COM, JAKARTA--Pelarangan kendaraan pertambangan dan perkebunan menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi membuka peluang usaha tersendiri bagi perusahaan asing, termasuk PT Shell Indonesia yang berupaya menguasai pasar BBM untuk sektor industri.

BISNIS.COM, JAKARTA--Pelarangan kendaraan pertambangan dan perkebunan menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi membuka peluang usaha tersendiri bagi perusahaan asing, termasuk PT Shell Indonesia yang berupaya menguasai pasar BBM untuk sektor industri.

Pieter Wijaya, Business Manager Commercial Fuel Shell Indonesia, mengatakan pihaknya saat ini berupaya meraup pasar industri yang dilarang menggunakan BBM subsidi. Caranya, perusahaan memberikan kepastian pasokan kepada industri yang menjadi pelanggannya.

“Yang dibutuhkan industri kan kepastian pasokan, makanya kami memastikan pasokan tidak akan tertunda dan kami pastikan BBM yang dipesan akan sampai di wilayah pertambangan yang umumnya berada di wilayah pinggiran,” katanya di Jakarta, Kamis (20/6/2013).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No.1/2013 yang melarang kendaraan pertambangan dan perkebunan menggunakan BBM subsidi.

Shell juga akan memindahkan tempat penyimpanan (storage) BBM dan pelumas milik perusahaan ke Tanjung Priok, Jakarta, dari sebelumnya di Merak, Banten. Alasannya, dengan tempat penyimpanan yang di Jakarta, perusahaan dapat menjangkau industri di seluruh Pulau Jawa dan memastikan pasokan dapat dikirim tepat waktu.

Saat ini, Shell Indonesia memiliki tiga tempat penyimpanan BBM dan pelumas, yakni di Merak, Banten; Gresik, Jawa Timur; dan Pulau Laut, Kalimantan. Ketiga tempat penyimpanan tersebut pun masih dipenuhi oleh BBM yang didatangkan dari Singapura dan Malaysia.

Selain itu, Shell Indonesia juga akan mulai menerapkan campuran bahan bakar nabati (BBN) pada bahan bakar diesel yang dijualnya. Paling tidak, saat ini perusahaan akan mencampurkan 2% minyak sawit ke dalam bahan bakar dieselnya.

“Pencampuran 2% BBN ini kami sebut dengan B-2, kami yakin ini akan tetap dapat meningkatkan performa mesin industri, karena kami telah melakukan uji coba dengan produsen mesin,” jelasnya.

Director/GM Lubricant and Commercial Fuels Shell Indonesia Johari Jalil mengatakan sejalan dengan upaya mengekspansi BBM di sektor industri, perusahaan juga terus memperkuat produk pelumas milik perusahaan.

“Saat ini kami menguasai 12% pasar pelumas di sektor industri. Kami terbesar untuk perusahaan asing, karena sekitar 60% pasar pelumas dalam negeri dikuasai Pertamina,” ungkapnya.

Untuk menunjukkan komitmennya, Shell Indonesia akan mengoperasikan pabriknya pada kuartal 1-2015. Pabrik yang memiliki kapasitas 120.000 ton per tahun itu telah memasuki tahap konstruksi dan diperkirakan akan menjadi pabrik pelumas terbesar di dalam negeri.

Menurutnya, Indonesia merupakan pasar pelumas dengan pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga pihaknya harus tetap menjaga pasokan dan menciptakan produk yang sesuai perkembangan di masyarakat. Nantinya, pabrik itu akan memproduksi pelumas untuk keperluan transportasi, industri dan kelautan.

Shell selama ini memasok pelumas dengan mengimpor produk jadi dari pabriknya di Singapura dan Malaysia. Di Asia, Shell juga memiliki pabrik pengolahan pelumas di Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, Pakistan dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper