BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah mempercepat progres konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas (BBG) untuk memberikan alternatif sumber energi bagi masyarakat setelah kenaikan harga BBM subsidi.
Edy Hermantoro, Dirjen Migas Kementerian ESDM, mengatakan pihaknya terus berupaya mempercepat program konversi BBM ke BBG. Dengan demikian, masyarakat memiliki alternatif energi yang lebih murah dibandingkan dengan terus menggunakan BBM.
“Tentu kami akan menyiapkan infrastruktur dan alokasi gas agar masyarakat mempertimbangkan BBG sebagai alternatif. Kami akan mempercepat itu, karena momentumnya saat ini sangat tepat,” katanya di Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Edy mengungkapkan pengadaan infrastruktur ini sangat penting karena masyarakat juga mempertimbangkan faktor kenyamanan dalam menggunakan BBG sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Selain itu, Pemerintah juga harus terus mensosialiasikan keekonomisan penggunaan BBG dibandingkan dengan BBM.
Pemerintah mengejar program konversi untuk kendaraan transportasi dengan menyiapkan stasiun pengisian BBG dan alat konversi untuk kendaraan bermotor. Selain itu, Pemerintah berupaya merealisasikan pembangunan pipa gas di Jabodetabek sepanjang 22,2 kilometer.
“Secara ekonomi, dengan kenaikkan harga BBM subsidi ini seharusnya masyarakat memilih untuk menggunakan BBG karena harganya yang lebih murah. Tetapi kan ada pertimbangan kenyamanan, makanya kami berupaya menyiapkan infrastruktur dan pasokan gasnya,” ungkapnya.
Sementara Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Hari Karyuliarto mengatakan perseroan terus mengupayakan tersedianya fasilitas dan sarana penunjang konversi BBM ke BBG. Hal itu diwujudkan dengan terus membangun SPBG dengan investasi sendiri.
Pertamina juga meminta pemerintah memperpanjang penugasan Pertamina dalam program konversi melalui Peraturan Presiden No. 64/2012. “Paling tidak penugasan kami diperpanjang hingga 2017 karena BBG ini dalam beberapa tahun ke depan akan stabil, sehingga tidak perlu aturan pelaksanaan lagi, tinggal atur suasana bisnis industri saja,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
