BISNIS.COM, JAKARTA -- Harga jual produk sepatu diprediksi naik 3% menjelang Lebaran sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan pelaku bisnis sepatu dan alas kaki sudah mempersiapkan diri sejak 4 bulan lalu untuk menghadapi adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.
Namun, ketidakpastian yang diberikan pemerintah justru sudah berdampak sebelum harga BBM bersubsidi dinaikkan.
Menurutnya, ketidakpastian membuat harga bahan baku ikut melonjak. Hal tersebut tentunya juga akan berpengaruh pada harga jual ke konsumen.
“Dampaknya pasti seperti lingkaran, tentu akan ada kenaikan harga jual mulai 1%-3% pada menjelang Lebaran nanti,”kata Eddy ketika dihubungi Bisnis, Senin (17/6).
Industri alas kaki, merupakan industri padat karya yang rentan terpengaruh dengan adanya kejadian besar. Mulai dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), kenaikan tarif listrik, hingga kenaikan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, industri padat karya merupakan industri yang erat hubungannya dengan tenaga kerja.
Pihaknya, lanjut Eddy, mendukung dengan keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Hanya saja, pemerintah tidak mengulur-ulur waktu. “Seharusnya sudah naik sejak tiga bulan lalu, tapi pemerintah tidak jelas, sekarang harga bahan baku sudah naik dua kali lipat,” tambahnya.
Kenaikan harga bahan baku yang mendahului kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan buah dari ketidakpastian pemerintah. “Sekarang tidak mungkin kan yang sudah naik itu turun lagi, akibatnya harga jual nanti sangat berkemungkinan naik.”