BISNIS.COM, JAKARTA--Meski dibayangi berbagai masalah seperti kekurangan pasokan bahan baku, tetapi pertumbuhan industri kecil dan menengah yaitu makanan dan minuman serta fesyen sepanjang tahun diproyeksikan akan menopang pertumbuhan.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Euis Saedah bahkan menargetkan pertumbuhan industri kecil sepanjang tahun ini melesat ke 10%, dibandingkan dengan kinerja tahun lalu 7%.
"Pada kuartal I/2013, industri mamin bahkan tumbuh 16%, fesyen 9%, dan kerajinan 7%. Khususnya untuk mamin dan fesyen pertumbuhannya kami proyeksi akan semakin meningkat, jadi kami optimistis," ujar Euis pada Kamis (13/6/2013).
Khusus untuk IKM fesyen, untuk menggenjot pertumbuhan pada tahun ini, pelaku indutri bersama pemerintah sejak tahun lalu terus meningkatkan standar produk. Euis menyebutkan, ada tiga komponen utama dalam industri ini yakni desain, bahan baku, dan jahitan.
Untuk desain, saat ini asosiasi perancang pengusaha mode Indonesia memiliki 400 desainer dengan 50 orang di antaranya merupakan desainer senior. Desainer Indonesia, kata Euis, memiliki potensi luar biasa, bahkan rancanangan mereka diinginkan oleh konsumen dari luar negeri. Untuk material, saat ini pemerintah tengah berusaha menjembatani kebutuhan dari desainer ke sentra bahan baku. Untuk kualitas jahitan, saat ini pemerintah gencar melakukan pelatihan.
"Kami juga sedang mengusahakan SNI untuk salah satu produk garmen. Sebelumnya, kami menargetkan 10 SNI, tpi terkendala akibat pemotongan anggaran," tambah Euis.
Industri mamin dinilai mampu menjadi penopang pertumbuhan pada tahun ini karena jumlah pelaku sebanyak 30% dari total IKM. Total IKM dalam negeri, sebut Euis mencapai 4 juta. Sepanjang tahun ini Euis memprediksikan pertumbuhan IKM mamin akan stabil 8% hingga 10%.
Euis memaparkan empat kunci pertumbuhan IKM yakni kompetensi sumber daya manusia, ertifikasi dan stanar produk, teknologi, dan hak kekayaan intelektual (HAKI).