BISNIS.COM, CILEGON— Pembangunan pabrik baja PT Krakatau Posco, yang merupakan pabrik baja terpadu hasil kerjasama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan Posco, yang merupakan perusahaan penghasil baja terbesar di Korea Selatan sudah mencapai 90%.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim mengatakan tepat hari ini pembangunan pabrik sudah sampai tahap heating up di coke oven plant, yakni pabrik yang berfungsi memproses batubara cook cooking coal untuk menjadi coke atau kokas yang akan digunakan sebagai bahan bakar atau sumber panas untuk melebur besi cair di pabrik blast furnace dan juga untuk sintering plant.
Adapun heating up ini dilakukan selama tiga bulan. Setelah itu pabrik coke oven bisa dioperasikan sesuai dengan jadual produksi pabrik yang akan dimulai di akhir 2013.
"Iya saat ini sudah sampai 90%,"kata Irvan disela-sela acara first heating-up ceremony of coke plant yang dihadiri oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Cilegon, Selasa (11/6/2013).
MS Hidayat mengatakan pengoperasian pabrik baru ini mampu mengantisipasi lonjakan kebutuhan baja. Sampai saat ini, sebagian besar industri impor baja hingga 80 %. Bila pabrik yang terdiri dari dua tahap ini rampung, maka bisa menekan impor hingga 40 %.
"Investasi ini diharapkan mampu mensubstitusi kebutuhan pasar domestik sebesar 6,8 juta per tahun dari impor saat ini yang mencapai 9 juta ton per tahun," katanya.
Pabrik yang terletak di Cilegon, Banten, ini menelan biaya investasi US$2,7 miliar-US$3 miliar (untuk satu tahap) dengan komposisi kepemilikan saham 30% dimiliki KS, sedangkan 70% saham lainnya dimiliki Posco.
Berdasarkan kesepakatan bersama kedua korporasi, KS memiliki kans untuk meningkatkan porsi kepemilikan di perusahaan patungan tersebut hingga 45%. Pabrik baja KS-Posco tahap I itu memiliki kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun. Kapasitas sebesar itu akan ditingkatkan lagi menjadi 6 juta ton per tahun, setelah selesainya pembangunan pabrik tahap II.
Dengan demikian, jumlah kapasitas tersebut akan mencapai dua kali dari total kapasitas produksi KS yang beroperasi saat ini. Diharapkan, pengoperasian pabrik baru ini mampu mengantisipasi lonjakan kebutuhan baja, khususnya di pasar domestik yang diperkirakan tumbuh 8%-9% per tahun dari tahun lalu yang mencapai 10,4 juta per tahun. (ltc)