BISNIS.COM,JAKARTA--Perusahaan tambang aluminium terbesar Rusia, OK Rusal menjajaki peluang kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan sejumlah industri di Indonesia saat melakukan lawatan pada 10-12 Juni 2013 ke Tanah Air.
Siaran resmi Kedutaan Besar Rusia di Indonesia menyebutkan, Presiden Direktur OK Rusal Oleg V. Deripaska akan memimpin langsung kunjungan delegasi asal negeri Beruang Merah itu ketika bertemu dengan sejumlah pengusaha asal Indonesia.
"Pertemuan ini sebagai tindak lanjut perjanjian meningkatkan perdagangan dan kerja sama ekonomi antara Rusia dan Indonesia yang dicapai Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan di sela-sela KTT G20 di Los Cabos Meksiko pada 19 Juni 2012," tulis siaran tersebut hari ini, Sabtu (8/6/2013).
Rencananya, kunjungan delegasi Rusia akan dihabiskan melakukan pertemuan dengan pengusaha Indonesia dan kalangan politik Tanah Air untuk menjajaki peluang bisnis serta mencari informasi kondisi perpolitikan nasional sebagai pertimbangan membangun kerja sama.
OK Rusal merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di bursa efek Hong Kong (SEHK) pada Januari 2010. penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) OK Rusal sempat menyedot perhatian sejumlah investor saham papan atas, seperti Nathaniel Rothschild-salah satu pemegang saham perusahaan tambang batu bara, Bumi Plc.
Sampai akhir 2012, perusahaan itu mencatat pendapatan tak kurang dari US$10,8 miliar dari hasil bisnisnya di seluruh penjuru dunia.
Perusahaan dengan 72.000 pekerja ini memiliki basis industri di bidang pertambangan aluminium dengan penguasaan pasar dunia tak kurang dari 9%.
Sejalan dengan meningginya kebutuhan bauksit-bahan baku produk aluminium- OK Rusal berusaha mencari pasar baru yang cukup prospektif, di luar Guinea dan India yang selama ini menjadi negara pemasok bahan baku utama.
Indonesia menjadi negara potensial bagi industri aluminium Rusia, karena memiliki potensi cadangan bauksit sekitar 179,5 juta ton. (sas)