BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia dan China menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama bidang pertanian, di antaranya Protocol of Plant Quarantine Requirement for the Export of Salacca Fruit from Indonesia to China. Protokol itu menjadikan buah salak Indonesia dapat masuk China tanpa hambatan administrasi.
Penandatangan perjanjian kerja sama itu dilakukan Menteri Pertanian RI Suswono dan Menteri Aministrasi Umum untuk Supervisi Kualitas, Inspeksi, dan Karantina Republik Rakyat China (RRC) Zhi Shuping, Rabu (22/5/2013) yang bertemu di Kementerian Pertanian, Jakarta.
“Saya berharap ekspor buah salak Indonesia ke China dapat meningkat,” kata Mentan Suswono dalam siaran pers Kementan.
Selain salak, kata Mentan, ada tiga produk lagi yang bisa diharapkan masuk pasar China, yaitu alpukat, manggis, dan sarang burung walet.
Untuk sarang burung walet, ketika berkunjung ke Beijing April 2012, Mentan juga sudah menandatangani protokol sarang burung walet, yang mengatur ekspor sarang burung walet dari Indonesia ke China.
“Saya meminta kepada pemerintah China untuk segera merealisasikan protokol sarang burung walet yang sudah ditandatangani bersama,” pinta Mentan.
Terkait dengan sarang burung walet, Zhi Shuping menyatakan sejatinya tidak ada masalah. Tinggal pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pertanian menunjuk seorang pejabat untuk membicarakan lebih detil langkah-langkah yang perlu diambil guna melengkapi kekurangan, di antaranya terkait masalah kesehatan pangan.
“Setelah semua lengkap, saya kira ekpsor bisa segera direalisasikan,” katanya.
Adapun untuk produk buah alpukat dan manggis, kedua belah pihak kini terus melanjutkan pembicaraan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada. (mfm)