Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iklim Investasi Pertambangan RI Masuk Terburuk Sedunia, Ini Penyebabnya

BISNIS.COM, MANADO--Iklim investasi pertambangan di Indonesia termasuk paling buruk di dunia berdasarkan hasil survei Fraser Institute Canada.Praktisi Pertambangan, Terkelin Purba mengatakan sesuai hasil survey Fraser Institute Canada menunjukan bahwa

BISNIS.COM, MANADO--Iklim investasi pertambangan di Indonesia termasuk paling buruk di dunia berdasarkan hasil survei Fraser Institute Canada.

Praktisi Pertambangan, Terkelin Purba mengatakan sesuai hasil survey Fraser Institute Canada menunjukan bahwa iklim investasi pertambangan di Indonesia perlu dibenahi karena masih masuk dalam kelasifikasi buruk di dunia.

"Survey itu dilakukan dari 9 Oktober 2012 sampai 6 Januari 2013 pada 4.100 perusahaan pertambangan tersebar pada 96 negara," kata Terklin Purba, di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (22/5/2013).

Sesuai hasil survey tersebut juga menunjukan bahwa indeks potensi pertambangan di Indonesia menempati peringkat paling rendah, di bawah negara sahabat Vietnam dari 96 negara.

Terkelin Purba menambahkan, survey tersebut menemukan 10 kendala iklim investasi pertambangan di Indonesia.

Yakni pertama berkaitan dengan peraturan birokrasi dan lingkungan, kedua regulasi berganda, ketiga sistem hukum dan perpajakan, keempat tumpang tindih lahan (ketidakpastian).

Kelima masalah infrastruktur, keenam mengenai stabilitas politik, ketujuh soal peraturan tenaga kerja, kedelapan kualitas database geologi, kesembilan tentang keamanan dan kesepuluh korupsi.

Terkelin Purba menjelaskan, sesuai hasil survey tersebut apabila kendala iklim investasi itu bisa dibenahii secara maksimal maka posisi Indonesia bisa menempati posisi terbaik ke empat dunia.

Menurut Terkelin Purba yang juga Presiden Direktur PT Meares Soputan Mining (MSM)/PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), Indonesia memiliki potensi doposit emas cukup besar tersebar Pulau Sumatera, Jawa, Papua, Sulawesi, Halmahera dan Pulau Kalimantan.

Investasi pertambangan membutuhkan dana cukup besar dengan tingkat resiko sangat tinggi, terutama dikegiatan awal pada tahap penyelidikan umum, dan resiko itu secara berangsur-angsur menurun setelah dilakukan eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, produksi dan tahapan penutupan tambang.

Pada tahap penyelidikan umum pada pihak perbankan acap kali tidak mau memberikan kredit karena mengandung resiko sangat besar, sehingga mencari dana melalui bursa saham diluar negeri, katanya.

"Pihak perbankan itu mau memberikan kredit investasi pertambangan itu bila sudah masuk pada tahapan konstruksi karena sudah jelas potensi cadangan mineral tersebut," kata Terkelin Purba.(yop)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : Others
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper