Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENERIMAAN NEGARA: Target Perolehan Bea Keluar Diusulkan Direvisi

BISNIS.COM, JAKARTA–Penerimaan negara dari bea keluar diusulkan direvisi turun mengingat realisasi yang kurang cemerlang selama 5 bulan pertama tahun ini akibat penurunan harga komoditas di pasar internasional. 

BISNIS.COM, JAKARTA–Penerimaan negara dari bea keluar diusulkan direvisi turun mengingat realisasi yang kurang cemerlang selama 5 bulan pertama tahun ini akibat penurunan harga komoditas di pasar internasional. 

Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan bea keluar (BK) hingga 12 Mei hanya Rp5,11 triliun atau 16,13% dari target APBN 2013 sebesar Rp31,7 triliun.

Pencapaian itu bahkan menurun tajam hingga 37% jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Kementerian Keuangan Susiwijono mengatakan pelemahan harga internasional berpengaruh terhadap penetapan harga referensi yang rendah, yang selanjutnya berimplikasi pada besaran BK dan harga patokan ekspor (HPE).

Sebagian besar harga komoditasmenurun karena suplai lebih besar dari permintaan dan perlambatan ekonomi global karena jurang fiskal dan pemangkasan belanja di Amerika Serikat serta krisis utang di Uni Eropa.

Akibatnya, penerimaan BK hingga akhir tahun diperkirakan hanya Rp17,61 triliun atau hanya 55,52% dari target APBN 2013.

“Mengingat proyeksi capaian penerimaan BK yang sangat rendah ini, diusulkan untuk dapat dilakukan revisi target penerimaan bea keluar di APBN-P 2013,” katanya, Selasa (21/5).

Menurutnya, pelemahan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di beberapa bursa internasional membuat penetapan BK ikut rendah.

Seperti diketahui, komposisi penerimaan BK selama ini sebanyak 91,6% berasal dari crude palm oil (CPO), 7,5% dari bijih mineral, dan  sisanya 0,9% dari kulit, kayu dan biji kakao.

Harga CPO di pasar internasional yang cenderung melemah sepanjang 5 bulan pertama membuat harga referensi yang menjadi dasar pengenaan BK hanya berkisar US$800-US$900 per ton dengan tarif BK hanya 7,5%-10,5%.

Kondisi itu jauh dari prediksi dalam APBN 2013, yakni rata-rata tarif BK untuk CPO  diasumsikan  15%, dengan tren harga CPO di pasar internasional rata-rata US$999,29 per ton. 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper