BISNIS.COM, JAKARTA--PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terus memperkuat bisnisnya di sektor pengisian bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi dengan menjamin pasokan gas untuk mobil dinas sejumlah kementerian dan perusahaan swasta.
Jaminan pasokan gas tersebut tertuang dalam kesepakatan kerja sama pemanfaatan gas bumi antara PGN dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT Sigma Cipta Caraka, PT Graha Sarana Duta dan PT Bianglala Metropolitan.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan kerja sama dengan pihak Pemerintah dan swasta itu untuk mempercepat proses konversi BBM ke BBG yang dicanangkan pemerintah. Kesepakatan kerja sama itu juga untuk menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap minimnya infrastruktur pengisian BBG saat ini.
“PGN akan terus mendorong pemanfaatan gas bumi di dalam negeri, salah satunya untuk sektor transportasi. Dengan adanya kesepakatan kerja sama ini, setidaknya akan menghasilkan penghematan sekitar 60% dibandingkan dengan tetap menggunakan BBM nonsubsidi,” katanya di sela-sela perayaan HUT PGN ke-48 di Jakarta, Minggu (19/5).
Hendi mengungkapkan untuk memperkuat bisnisnya di sektor pengisian BBG untuk transportasi, PGN juga akan mengoperasikan mobile refueling unit (MRU), serta menyediakan CNG sebanyak 24 juta standar metrik kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMscfd) untuk disalurkan kepada sektor transportasi.
MRU merupakan kendaraan pengisian compressed natural gas (CNG) yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain sesuai kebutuhan.
Kendaraan pengisian CNG untuk kendaraan bermotor itu merupakan yang pertama di Indonesia, dan terdiri dari compressor-dispenser system, storage system dan head truck trailer. MRU ini mampu menampung CNG sebanyak 2.172 meter kubik.
“Satu unit MRU cukup untuk mengisi 8 unit bus TransJakarta atau 100 unit mobil jenis mikrolet, sedan dan minibus. Kendaraan ini juga solusi dari kendala pembangunan SPBG [stasiun pengisian bahan bakar gas] yang terbentur pada persoalan pengadaan lahan,” ungkapnya.
MRU itu nantinya akan berkeliling dari stasiun pengisian CNG menuju Kantor PGN, kemudian menuju Kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Kantor Pemprov DKI Jakarta. Selain itu, MRU yang dibeli dari perusahaan asal Amerika Serikat itu juga dapat digunakan untuk keperluan darurat pengisian BBG.
Jobi Triananda Hasjim, Direktur Pengusahaan PGN mengatakan diperlukan investasi sekitar Rp10 miliar untuk mengadakan 1 unit MRU. Alasannya, saat ini MRU masih diimpor dari Amerika serikat dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi.
Selain menyediakan MRU tersebut, PGN juga berencana membangun 16 SPBG di wilayah Jakarta, Bogor, depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pembangunan SPBG itu akan dilakukan bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Migas (Hiswana Migas) yang saat ini telah memiliki SPBU.
“Kami sedang menyusun konsep kerja sama yang tepat dan tidak bertentangan dengan hukum dengan Hiswana Migas, karena mereka kan selama ini bekerja sama dengan Pertamina. Kalau memang dimungkinkan secara hukum, kami melalui anak perusahaan bersedia untuk investasi penuh membangun SPBG di SPBU yang telah ada,” katanya.
Awalnya, PGN menawarkan kerja sama untuk memberikan jaminan jaringan dan pasokan gas untuk SPBG yang dibangun swasta. Akan tetapi, pihak swasta hingga kini belum tertarik mengembangkan SPBG, karena memerlukan investasi hingga Rp5 miliar untuk setiap dispenser BBG, sementara populasi kendaraan yang menggunakan gas saat ini masih sedikit.
Jobi menegaskan perlunya kerja sama dari semua pihak untuk mendukung langkah PGN dalam mempercepat konversi BBM ke BBG. “Kalau kami menyiapkan pipa, jaringan gas dan SPBG, tetapi alat konversinya tidak ada kan semua menjadi percuma. Karenanya, perlu kerja sama semua pihak agar alat konversi dapat terdistribusi dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan pihaknya terus mempercepat pengadaan alat konversi untuk kendaraan bermotor. Tahun ini saja, pihaknya akan membagikan 4.000 unit alat konversi.
“Tahun ini sudah ada persetujuan dari Kementerian Keuangan untuk membagikan 4.000 alat konversi. Sebelumnya kan sudah 5.000 alat konversi yang dibagikan, selain itu akan ada 1.000 alat konversi yang akan diberikan kepada nelayan,” jelasnya.
Kementerian ESDM juga, lanjut Edy, terus mengupayakan insentif yang dapat diberikan terhadap pemakaian alat konversi di kendaraan pribadi, seperti pembebasan bea masuk alat konversi agar harganya terjangkau dan fasilitas bebas bunga untuk pengendara yang ingin menggunakan alat konversi.
Dalam rangkaian HUT PGN ke-48 itu, PGN juga bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga.
Selain itu, PGN juga bekerjasama dengan Perum Perumnas untuk membangun dan menyalurkan gas bumi bagi warga di pemukiman Perumnas secara bertahap selama 5 tahun.(c35/yop)