BISNIS.COM, JAKARTA--Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan penyediaan energi harus diwaspadai seiring dengan pertumbuhan sektor industri manufaktur.
Menurutnya, seiring dengan semakin tumbuhnya industri manufaktur nasional, semakin tinggi pula kebutuhan industri akan kebutuhan energi. “Ini yang harus diingat, pertumbuhan industri akan membawa konsekuensi pemakaian bahan energi yang meningkat. Jadi supply energi harus diwaspadai,” kata Hidayat, Jumat (17/5).
Seperti pasokan listrik, pihaknya berharap PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bisa menjaga kualitas pasokan listrik untuk industri. Pasalnya, belakangan terdengar keluhan industri yang menyatakan tegangan listrik PLN seringkali turun naik.
Berdasarkan data PLN, penjualan listrik pada April 2013 tumbuh 10,58 % dibandingkan penjualan pada April 2012. Adapun pertumbuhan konsumsi listrik kelompok pelanggan industri mencapai 9 %. Terutama industri besar dengan daya 200 Kilo Volt Ampere seperti pabrik tekstil, kimia, baja dan semen. Sedangkan pertumbuhan kelompok pelanggan bisnis sebesar 5,4 % hingga akhir April ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan gangguan tersebut (tegangan listrik naik turun) dialami oleh hampir semua pelaku industri petrokimia dari hulu hingga hilir. Tiap pabrik rata-rata bisa berhenti beroperasi sebanyak 3 kali dalam kuartal pertama.
Menurutnya, tegangan listriknya naik turun sangat berpengaruh karena produksi petrokimia sensitif terhadap listrik. Jadi, bila tegangannya naik atau turun sedikit saja, industri bisa menghentikan produksi.
Penurunan kualitas pasokan listrik ini justru mulai dirasakan sejak awal Januari ketika harga listrik mulai dinaikan. Pelaku industri petrokimia pun mempertanyakan mengapa kenaikan harga tidak diiringi dengan kehandalan kualitas. (if)