BISNIS.COM, JAKARTA--Direktorat Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum mengungkapkan pembangunan ruas tol trans Sumatra harus dilakukan segera. Namun hanya ruas-ruas yang memiliki kelayakan finasial yang dapat dijadikan jalan tol.
Penugasan salah satu BUMN Karya untuk menggarap ruas tol sepanjang 2700 km itu diharapkan dapat direalisasikan segera. Pasalnya pulau Sumatra merupakan pulau kedua setelah Jawa yang perekonomiannya bakal sangat berkembang.
Dirjen Bina Marga Djoko Murjanto menuturkan kajian trase jalan trans Sumatra sudah dilakukan sejak 2010. Jika tidak ingin molor seperti pembangunan trans Jawa yang sudah dikaji sejak 1099an, pembanguan trans Sumatra harus dilakukan sebelum wilayah itu berkembang pesat.
"Untuk Sumatra kita harus selesaikan itu dahulu sebelum perekonomiannya berkembang. Jadi kita bangun misalnya melewati hutan pembebasan lahannya kita harapkan lebih mudah. Di exit tolnya kita kembangkan menjadi kawasan industri atau pengembangan crude palm oil (CPO) atau batubara,"paparnya di Jakarta akhir pekan kemarin.
Dia menuturkan konsep awal yang digagas Kementerian Pekerjaan Umum untuk Pulau Sumatra ialah high grade highway (HGH). HGH itu kemudian diadopsi menjadi jalan tol trans Sumatra. Berdasarkan masterplan for arterial roads in Sumatra (MARS) HGH Sumatra itu dirancang dengan kualitas jalan tol tetapi tidak semua jalan itu berbayar.
Kajian tersebut dilakukan oleh pihak Korea dengan konsep sinergi antara pembangunan jalan raya, rel kereta api dan pengembangan pelabuhan laut. Rel Kereta Api dan jalan akan dibangun sejajar untuk saling menunjang.
"Hanya yang internal rate of return (IRR)-nya bagus itu yang kita jadikan jalan tol. Sedangkan yang lainnya kualitas jalannya jalan tol tetapi tunggu sampai keyakan finasialnya memadai baru dijadikan jalan berbayar. Yang akan dikembangkan ialah di sekitar jalan tol jadi konsepnya menyeluruh," ujarnya.
Djoko mengungkapkan pihaknya sangat mendukung rencana pemerintah menugaskan BUMN Karya untuk mempercepat pembangunan jalan tol dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran jalan tol trans Sumatra akan mendukung jalan arteri lintas timur dan lintas barat Sumatra.
Namun trase tol trans sumatra hingga kini masih berupa garis besar sehingga perlu pra desain engineering design (DED) dan prafeability study lebih lanjut.
"FS dan DED untuk tegaskan trase sehingga bisa melakukan pembebasan lahan. Baru sekitar lima paket yang sudah ada trase yang jelas," ujarnya. (ra)