BISNIS.COM, SOLO — Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tiap tahun tercatat terus mengalami peningkatan. Namun secara year on year (YoY) ternyata pendanaan KPR di Soloraya melemah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari Bank Indonesia tercatat YoY pada 2011 total KPR bank umum sebanyak 35,85%. Namun pada 2012 turun menjadi 25,54% dan pada 2013 hingga Maret tercatat 21,44%.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Bidang Ekonomi dan Moneter, Arif Nazaruddin, menyatakan belum merinci secara pasti pelemahan persentase YoY.
Namun pelemahan tersebut kemungkinan disebabkan penerapan Loan To Value (LTV) sebanyak 30% dan pengetatan perizinan alih fungsi lahan dari pemerintah daerah. Hal yang sama juga diungkapkan Marketing CV Mitra Abadi Santosa, Novia Karmiana. Novia menuturkan saat ini pihaknya tidak bisa sembarangan membangun perumahan karena perketatan perizinan alih fungsi lahan.
LTV tersebut menurut Arif juga untuk mengantisipasi Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah.
“Saat ini kami mencatat NPL property sekitar 2% dari total kredit yang disalurkan. Namun hal itu masih aman karena masih di bawah 5%,” ungkap Arif kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (10/5/2013).
Selain itu, Arif menuturkan pemberian kredit kepada masyarakat diprediksi juga akan berkurang pada tahun ini. Hal ini dipicu perlambatan ekonomi dunia sehingga BI akan melakukan koreksi pertumbuhan kredit. Menurut Arif, target kredit nasional akan diturunkan secara nasional. Tapi besaran penurunan target kredit belum ditentukan.
Sementara itu pada Maret 2013 tercatat KPR rumah tipe 22-70 tercatat naik 5,8% atau setara dengan Rp64,435 triliun dari tahun sebelumnya. Permintaan rumah tipe di atas 70 juga mengalami peningkatan yakni sebanyak 1,35% atau setara dengan Rp15.173 triliun. Namun untuk kredit apartemen semua tipe dan ruko, rukan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pembiayaan apartemen turun 7,69% atau setara dengan Rp6,042 triliun sedangkan ruko dan rukan menurut sebanyak 0,34% atau setara dengan Rp537 juta.