BISNIS.COM, JAKARTA--PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menyiapkan US$118 juta untuk memperbaiki anjungan LIMA Flowstation (anjungan lepas pantai) yang mengalami penurunan (subsidence) dasar laut akibat kompaksi batuan jauh di dalam tanah.
Senior Manager Subsurface PHE ONWJ Achmad Zailani mengatakan perbaikan anjungan LIMA itu akan menggunakan metode synchronized hydraulic jacking system. Metode tersebut dianggap lebih efisien jika dibandingkan dengan membangun anjungan baru yang membutuhkan biaya sekitar US$1 miliar.
“Dengan persetujuan SKK Migas, PHE ONWJ saat ini melakukan engineering study secara komprehensif untuk menentukan metode yang paling tepat secara teknis, pembiayaan dan keselamatan untuk pekerjaan remediasi anjungan LIMA itu,” katanya di Jakarta, Minggu (5/5).
Anjungan lepas pantai LIMA sendiri terdiri dari 3 platform, 2 platform bridge dan 1 flare bride. Nantinya, itu semua akan diangkat secara bersama-sama setinggi 4 meter dengan metode synchronized hydraulic jacking system.
Achmad mengatakan proses pengangkatan itu akan dimulai pada Agustus 2013 dan ditargetkan dapat selesai dalam waktu lima bulan. “Pengangkatan 5 struktur secara bersamaan ini merupakan aplikasi teknologi terbaru dengan skala besar di dunia,” jelasnya.
Menurutnya, proses perbaikan anjungan LIMA itu akan berpengaruh pada produksi minyak dari Blok ONWJ. Diperkirakan, PHE ONWJ akan kehilangan 7.000 barel oil per day (BOPD) selama 2 bulan, akibat proses perbaikan itu.
Tahun ini, perseroan menyediakan US$1,02 miliar untuk belanja modal dan operasi. Jumlah tersebut lebih besar sekitar 32,1% dibandingkan dengan belanja modal dan operasi perseroan pada tahun lalu. (if)