BISNIS.COM, JAKARTA--Sebanyak 45% obat PDE5 Inhibitor (sildenafil), obat terapi disfungsi ereksi, di Indonesia dipastikan palsu.
Perhitungan itu merupakan hasil penelitian dari Fakultas Kedokteran Universias Indonesia – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dengan dukungan PT Pfizer Indonesia.
Penelitian terhadap 518 jumlah tablet dari 157 outlet ini digelar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, dan Medan. Metode yang digunakan riset yakni mystery shopping di berbagai macam outlet penjualan termasuk apotek, toko obat, penjual obat di pinggir jalan, dan situs online.
Widyaretna Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan, mengatakan obat sildenafil ilegal paling banyak, sekitar 55%, dijual di Jabodetabek. Sildenafil dilego di toko farmasi, salah satunya. Riset menyebut seluruh sildenafil yang dijual di gerobak di pinggir jalan palsu.
“Pesan kami, belilah obat di sarana penjualan obat yang resmi. Itu cara konsumen melindungi diri,” kata Widyaretna saat konferensi pers soal hasil riset Victory Project, Kamis (2/5/2013).
Orang yang mengonsumsi obat palsu bisa jadi keracunan, otaknya rusak, bahkan meninggal dunia. Untuk menghindari obat palsu, masyarakat harus mengenali bentuk, ukuran, rasa, dan bau obat sebelum mengonsumsinya. Curigailah obat berharga sangat murah dan tanggal kadaluarsanya diubah.
Masyarakat pun harus berhati-hati saat mencari obat lewat jaringan Internet. Curigailah situs penjual obat yang tidak mencantumkan alamat fisik.