Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS KEHUTANAN: Masih Prospektif, Investor Perlu Insentif Menarik

BISNIS.COM, JAKARTA -- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebut bisnis di sektor kehutanan tetap prospektif meskipun berisiko tinggi dan tidak bankable karena itu perlu insentif untuk menarik investor.

BISNIS.COM, JAKARTA -- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebut bisnis di sektor kehutanan tetap prospektif meskipun berisiko tinggi dan tidak bankable karena itu perlu insentif untuk menarik investor.

"Perlu upaya membangun Sistem Inovasi Kehutanan agar tersedia insentif bagi pelaku usaha sehingga bisnis kehutanan menarik untuk dikembangkan," ujarnya, Sabtu (27/4/2013).

Zulkifli juga menambahkan perlunya pemahaman pola bisnis kehutanan agar sistem inovasi kehutanan bisa diterapkan baik di hulu maupun di hilir.

Menurutnya, luas areal bisnis kehutanan yang dengan izin Hak Pengelolaan Hutan saat ini mencapai 27,1 hektare dengan produksi log 5 juta meter kubik per tahun.

Adapun luas Hutan Tanaman Industri mencapai 9,8 juta hektare dengan jumlah unit mencapai 244 buah. Produksi dari areal HTI, lanjutnya, mencapai 14 juta meter kubik per tahun.

"Dengan potensi hutan yang masih sangat luas, bisnis kehutanan hulu masih sangat terbuka luas," imbuhnya.

Kementerian Kehutanan, lanjutnya, berusaha untuk menerapkan kebijaka yang kondusif bagi bisnis sektor kehutanan. Hal tersebut dilakukan melalui pembukaan akses legal dalam pemanfaatan sumberdaya hutan kepada pengusaha besar maupun UKM.

Selain itu, Kemenhut juga berusaha membuka akses pembiayaan untuk bisnis sektor kehutanan.

"Kami juga membuka akses untuk pembiayaan karena bisnis kehutanan bersifat non-bankable. Kemenhut berusaha menetapkan harga dasar kayu yang ditanam untuk jaminan investasi serta membebaskan legalitas kayu tanaman seperti halnya komoditas pertanian," terangnya. (Antara/dot)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Kholikul Alim
Sumber : Newswire/Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper