Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGALIHAN DANA SUBSIDI BBM Diminta untuk Pembanguanan Infrastrukur Transportasi

BISNIS.COM, JAKARTA--Tim ahli transportasi dari Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang juga Deputi Director PT K Line Mobaru Diamond Indonesia, Sugi Pranoto mendesak pemerintah untuk mengalokasikan dana khusus penghematan BBM bersubsidi untuk membangun

BISNIS.COM, JAKARTA--Tim ahli transportasi dari Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang juga Deputi Director PT K Line Mobaru Diamond Indonesia, Sugi Pranoto mendesak pemerintah untuk mengalokasikan dana khusus penghematan BBM bersubsidi untuk membangun infrastruktur transportasi. 

Sugi menjelaskan rencana pemerintah menaikan harga BBM jenis premium dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter merupakan solusi terbaik untuk menghemat beban anggaran subsidi BBM pemerintah.

Namun menurutnya dengan adanya kenaikan BBM itu pemerintah perlu berkomitmen untuk mengalokasikan dana penghematan subsidi BBM khusus untuk pembangunan infarstruktur transportasi agar meningkatkan konektivitas sejumlah daerah di Indonesia dan menekan tingginya biaya logistik.

Dia juga menilai bila pemerintah menaikan harga BBM jenis premium menjadi Rp6.500 per liter bagi kendaraan pribadi dan tetap memberlakukan harga Rp4.500 per liter bagi kendaraan umum dan roda dua dapat menimbulkan beberapa masalah.

Pengawasan dalam penerapan dual price BBM, imbuhnya, perlu dipersiapkan dengan baik agar menjamin ketersediaan BBM untuk kendaraan pribadi dan kendaraan umum sehingga sesuai permintaan masyarakat dan dapat meminimalisir penyelewengan BBM.

 “Selama ini bisa dilihat BBM jenis solar terbatas dan menyebabkan antrian bagi truk logistik di SPBU dan bisa menyebabkan adanya manipulasi dan penyimpangan dalam penjualan BBM,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Rabu (24/4/2013). 

Dia menjelaskan bila waktu antri dalam mengisi BBM jenis solar menjadi lama maka akan meningkatkan biaya operasional dan biaya transportasi yang mengakibatkan meningkatnya biaya logistik.

            
Selain itu akibat lamanya waktu tunggu menyebabkan kerusakan barang seperti hasil pertanian yang membutuhkan pengirman secara cepat.

Dia menambahkan meskipun meningkatnya biaya operasional dan transportasi akibat kelangkaan solar namun pihak pelaku usaha logistik tetap menanggung biaya itu karena pengguna jasa logistik tidak mau membayar biaya tambahan tanpa payung hukum yang jelas.

Saat ini, tuturnya, 98% pelaku usaha logistik menggunakan BBM jenis solar untuk angkutan barang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Sumber : Henrykus F. Nuwa Wedo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper