BISNIS.COM JAKARTA--Omzet bisnis perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia diproyeksikan mencapai US$2 miliar pada 2016.
Executive Vice President Corporate Strategy and Development PT Garuda Maintenance Facility AeroAsin Setijo Awibowo menjelaskan peningkatan bisnis perawatan pesawat didorong meningkatnya jumlah pesawat maskapai nasional.
Setijo menyatakan investasi bisnis perawatan pesawat di Indonesia pada 2011 mencapai US$850 juta dengan jumlah pesawat sebanyak 304 pesawat.
"Kita harus tingkatkan kinerja agar market share MRO [maintenance, repair and overhaul] dalam negeri meningkat karena selama ini banyak yang keluar negeri," ujarnya di Hotel Four Season pada acara Strengten Indonesia To Global Aviation Marketplace, Selasa (23/4).
Setijo menambahkan jumlah pesawat dengan kapasitas 100 seat di Indonesia mencapai 326 unit pada 2012 dan diperkirakan meningkat menjadi 358 unit pada 2013.
Direktur Teknologi dan Enginering PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana juga menjelaskan bisnis perawatan dan perbaikan pesawat Indonesia sangat potensial karena pertumbuhan penumpang pesawat meningkat pesat dengan rata-rata pertumbuhan 15%-20% per tahun.
Andi menyatakan bisnis perawatan dan perbaikan pesawat global pada 2012 didominasi oleh perawatan mesin sebesar 40% dan diikuti perawatan komponen sebesar 25%.
Andi menjelaskan perawatan heavy airframe maintenance sebesar 20% dan line maintenance sebesar 15%.
Dia menambahkan pengembangan bisnis perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia perlu didukung oleh ketersediaan teknisi dan fasilitas bengkel perawatan pesawat.
"Kuncinya kapasitas SDM dan lisensi agar MRO kita bisa berkembang dan bersaing," katanya.